Assalamu'alaikum wr. wb.
Menjadi kebiasaan saya jika berkendara dan terjebak kemacetan, apalagi jika saya belum pernah melewati daerah itu sebelumnya atau sudah pernah tapi tidak di jam macet tersebut, maka saya akan melihat dan mengikuti kemana arah2 bis2 melaju.
Kenapa ? karena biasanya yang mereka lewati cenderung lebih lancar atau minimal walau awalnya sama macetnya atau lebih parah tapi kemudian akan lebih lancar. Walau gak selalu hasilnya seperti itu tapi secara prosentase lebih banyak benernya.
Alasannya adalah karena para supir bis itu adalah yang setiap hari lewat jalan itu. Berapa kali dalam sehari mereka melewati jalan yang sama. Mereka hapal kapan macet, harus lewat mana, bagaimana memilih dll. Mereka sudah tau untungnya, sadar resikonya dan 'ngeh' potensinya. Kedua, karena tinggi, supir bis harusnya bisa memandang kedepan lebih jauh dan luas.
Saya tinggal mengikuti. :)
Ada 2 hal yang bisa saya ambil dari hal itu :
1. Intuisi. Hal tersebut bisa mengasah intuisi kita. Pelajaran berharga dari pengalaman toh gak harus dari apa yang kita alami sendiri, bisa juga diambil dari pengalaman orang lain. Lama kelamaan, gabungan dari pengalaman sendiri dan orang lain itu akan makin mengasah intuisi kita.
2. Jalan pintas. Gak selamanya jalan pintas itu berkonotasi negatif loh. Dengan mengikuti yang sudah pengalaman maka kita akan menempuh jalan/cara yang lebih cepat. Mengetahui mana jalan yang benar, menghindari kegagalan dan mempersingkat waktu dalam meraih sukses. Walaupun tetap saja kita perlu berjuang dan action untuk itu.
Dalam dunia usaha, dikenal istilah 'tenant anchor' yaitu tenant atau pemilik kios di mall baru yang berfungsi sebagai anchor atau jangkar. Mereka biasanya mampu menarik tenant lain untuk mengikuti langkahnya dalam memilih space disana. Contohnya Carrefour, Giant, jaringan bioskos 21, Bread Talk dll. Artinya, klo udah ada mereka disana maka hampir bisa dipastikan mall baru tersebut akan segera ramai dan menarik tenant2 lain untuk bergabung.
Dalam skala yang berbeda ada juga 'personal anchor' yaitu orang2 yang berfungsi sama, menarik yang lain untuk ikut mengambil/menyewa suatu kios. Pak Haji Alay, founding father TDA, sudah masuk kategori ini. Rasanya sudah biasa jika kita ke tempat pak Haji di Tanah Abang kadang terselingi oleh datangnya para marketing developer mall/pusat belanja yang menawarkan dan meminta pak Haji untuk menjadi tenant mereka.
Sampai2 saya pernah denger iklan mall baru di radio 'Wah ngkoh Edi sudah ambil kios disana loh, pastinya menguntungkan dan menjanjikan. Yok kita juga ambil ramai2 disana'.
Mereka diberi kemudahan oleh pihak developer, entah diberi diskon, atau dibebaskan uang sewa diawal, hanya membayar service charge atau diberi space gratis untuk promosi dll. Intinya agar para anchor bersedia.
Dan di TDA itu gudangnya orang2 yang bisa kita 'follow the bus'. Orang2 yang jadi 'anchor'. Dan dengan mudah kita akan temui orang2 itu di Pesta Wirausaha. Gak perlu satu2 mendatangi, mereka akan tumplek blek disana.
Mereka yang sudah pengalaman berbisnis, mereka yang sudah merasakan jatuh-bangunnya menjalankan usaha, mereka yang punya jaringan luas, mereka yang praktisi bukan sekedar motivator semata. Dan yang penting, mereka yang mau berbagi.
Yuk segera dapatkan tiketnya sekarang juga !. Jangan-jangan nanti kita ketinggalan bis ! :).
Wassalam.
@ekojune
Menjadi kebiasaan saya jika berkendara dan terjebak kemacetan, apalagi jika saya belum pernah melewati daerah itu sebelumnya atau sudah pernah tapi tidak di jam macet tersebut, maka saya akan melihat dan mengikuti kemana arah2 bis2 melaju.
Kenapa ? karena biasanya yang mereka lewati cenderung lebih lancar atau minimal walau awalnya sama macetnya atau lebih parah tapi kemudian akan lebih lancar. Walau gak selalu hasilnya seperti itu tapi secara prosentase lebih banyak benernya.
Alasannya adalah karena para supir bis itu adalah yang setiap hari lewat jalan itu. Berapa kali dalam sehari mereka melewati jalan yang sama. Mereka hapal kapan macet, harus lewat mana, bagaimana memilih dll. Mereka sudah tau untungnya, sadar resikonya dan 'ngeh' potensinya. Kedua, karena tinggi, supir bis harusnya bisa memandang kedepan lebih jauh dan luas.
Saya tinggal mengikuti. :)
Ada 2 hal yang bisa saya ambil dari hal itu :
1. Intuisi. Hal tersebut bisa mengasah intuisi kita. Pelajaran berharga dari pengalaman toh gak harus dari apa yang kita alami sendiri, bisa juga diambil dari pengalaman orang lain. Lama kelamaan, gabungan dari pengalaman sendiri dan orang lain itu akan makin mengasah intuisi kita.
2. Jalan pintas. Gak selamanya jalan pintas itu berkonotasi negatif loh. Dengan mengikuti yang sudah pengalaman maka kita akan menempuh jalan/cara yang lebih cepat. Mengetahui mana jalan yang benar, menghindari kegagalan dan mempersingkat waktu dalam meraih sukses. Walaupun tetap saja kita perlu berjuang dan action untuk itu.
Dalam dunia usaha, dikenal istilah 'tenant anchor' yaitu tenant atau pemilik kios di mall baru yang berfungsi sebagai anchor atau jangkar. Mereka biasanya mampu menarik tenant lain untuk mengikuti langkahnya dalam memilih space disana. Contohnya Carrefour, Giant, jaringan bioskos 21, Bread Talk dll. Artinya, klo udah ada mereka disana maka hampir bisa dipastikan mall baru tersebut akan segera ramai dan menarik tenant2 lain untuk bergabung.
Dalam skala yang berbeda ada juga 'personal anchor' yaitu orang2 yang berfungsi sama, menarik yang lain untuk ikut mengambil/menyewa suatu kios. Pak Haji Alay, founding father TDA, sudah masuk kategori ini. Rasanya sudah biasa jika kita ke tempat pak Haji di Tanah Abang kadang terselingi oleh datangnya para marketing developer mall/pusat belanja yang menawarkan dan meminta pak Haji untuk menjadi tenant mereka.
Sampai2 saya pernah denger iklan mall baru di radio 'Wah ngkoh Edi sudah ambil kios disana loh, pastinya menguntungkan dan menjanjikan. Yok kita juga ambil ramai2 disana'.
Mereka diberi kemudahan oleh pihak developer, entah diberi diskon, atau dibebaskan uang sewa diawal, hanya membayar service charge atau diberi space gratis untuk promosi dll. Intinya agar para anchor bersedia.
Dan di TDA itu gudangnya orang2 yang bisa kita 'follow the bus'. Orang2 yang jadi 'anchor'. Dan dengan mudah kita akan temui orang2 itu di Pesta Wirausaha. Gak perlu satu2 mendatangi, mereka akan tumplek blek disana.
Mereka yang sudah pengalaman berbisnis, mereka yang sudah merasakan jatuh-bangunnya menjalankan usaha, mereka yang punya jaringan luas, mereka yang praktisi bukan sekedar motivator semata. Dan yang penting, mereka yang mau berbagi.
Yuk segera dapatkan tiketnya sekarang juga !. Jangan-jangan nanti kita ketinggalan bis ! :).
Wassalam.
@ekojune