Kita harus
selalu menempatkan diri kita untuk selalu berlomba. Baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain. Tujuannya untuk meningkatkan diri. Dengan
berlomba maka kita dipicu untuk terus memperbaiki diri, menempa diri
menjadi lebih baik dan menyadari bahwa ada orang lain yang juga ingin
mencapai target yang sama. Seperti biasa tulisan ini juga sebagai pemicu
pribadi untuk terus berlomba.
Seperti bulan puasa seperti ini. Kita bisa berlomba, minimal
terhadap diri sendiri, untuk melakukan yang terbaik dalam mendapatkan
rahmat dan berkah bulan Ramadhan. Puasa, menjalankan amalan2 sunnah,
khatam Al-Qur'an, sedekah dsb. Bahkan Allah menyatakan kata2 berlomba
dalam kalam-Nya."Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah: 148)
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21)
Beda sekali
orang yang memiliki 'mental lomba' dengan yang tidak. Jadi ingat
seseorang yang bekerja sebagai buruh di suatu pabrik. Tugasnya hanya
memasang tutup botol secara manual. Karena merasa berlomba, maka setiap
hari ia mencoba mengalahkan dirinya sendiri dengan cara memberi target.
Ketika hari ini ia mampu memasang 100 tutup botol maka besok ia akan
berupaya menjadikannya 120.
Sebagai dampaknya ia menjadi yang paling banyak memasng
tutup botol dibanding yang lain dan dalam prosesnya akhirnya diangkat
menjadi supervisor dan terus naik jabatan. Karena selama karirnya selalu
memasang target pribadi bahkan ketika perusahaan tidak memilikinya. Ia
berlomba.
Gak heran ada juga cerita seorang office boy yang
akhirnya mampu menjadi direktur utama sebuah perusahaan. Atau seorang
lulusan STM yang kemudian mampu menjadi seorang manajer yang membawahi
anak buah yang kebanyakan sarjana.
Jangan
takut untuk berlomba, seperti halnya jangan kuatir untuk salah atau
kalah. Karena dengan salah itu kita bisa menemukan yang benar. Langkah
yang benar didapat dari panjangnya pengalaman, dan pengalaman2 didapat
dari langkah yang salah.
Wassalam.
Tags:
Senin Semangat