Assalamu'alaikum wr. wb.
Dear action member,
Hampir semua praktisi, pengamat dan ahli pemasaran, bahkan orang awam sekalipun akan setuju dan satu suara, bahwa strategi pemasaran paling powerful, efektif dan berbiaya rendah adalah : word of mouth alias mulut ke mulut atawa ketok tular. Suatu strategi pemasaran biasanya berbanding lurus antara efektifitas dan cost yg harus dikeluarkan. Contoh via Media (TV, Radio) memang efektif tp juga berbiaya relatif tinggi. Sedangkan ketok tular sudah sangat efektif, berbiaya rendah pula.
Lalu kenapa dibilang efektif ? karena strategi ini memenuhi kebutuhan konsumen akan 'kepercayaan' dan karena terlalu banyaknya informasi maka orang milih cara yg simple : dari omongan orang yg pernah mencobanya. Oleh sebab itu ada beberapa strategi pemasaran lain yg memiliki karakteristik sama yaitu testimoni dan menempel foto orang2 terkenal yg pernah mampir ke bisnis kita (kebanyakan di bisnis makanan).
Kemudian bagaimana menerapkan strategi ini ?, bagaimana mendapatkan orang2 yg akan menularkan berita melalui mulut ke mulut ? koq toko itu bisa cepet maju dg strategi ini sedangkan toko sy tidak ? padahal udah sounding ke orang2 baik secara gerilya maupun terang2-an.
Bagi yg sudah membaca buku Tipping Point by Malcolm Gladwell, istilah utk hal ini adalah 'epidemi ketok tular'. Epidemi ketok tular adalah salah satu komponen pendukung 'Bagaimana Hal2 Kecil Berhasil Membuat Perubahan Besar' sbg tema buku tsb. Spt kenapa dg hanya menerapkan strategi pembersihan grafiti/coretan oleh kepolisian bisa menurunkan angka kriminalitas di New York secara signifikan, atau bagaimana sepatu Hush Puppies yg model lama bisa ngetren lagi, atau yg paling baru ... bagaimana model2 lama seperti baju baby doll menjadi trend lagi saat ini ?
Salah satu faktornya adalah Hukum tentang Yang Sedikit : yaitu bagaimana seseorang atau sekelompok orang bisa secara tiba2 menjadi pencetus epidemi ketok tular. Mereka adalah Penghubung, Bijak Bestari dan Penjaja. Penghubung adalah orang yg paling luas pergaulannya, Bijak Bertari adalah orang yg paling banyak informasinya sedangkan Penjaja adalah orang yg paling bisa mempengaruhi/membujuk orang lain.
Yg sy ingin uraikan adalah mengenai Maven atau Bijak Bestari, krn suka aja ada istilah baru yg cool hehe. Maven artinya adalah orang pintar atau yg memiliki pengetahuan luas. Ia tau bahwa resto Omah Sendok view-nya menarik, ia tau bahwa Manet memang benar2 berkualitas tinggi, ia tau secara detil bahwa selimut pak Hadi memang berbeda dg selimut lain krn menggunakan bahan akrilik yg tidak gampang menyerap debu sehingga baik bagi penderita asma atau alergi. Mereka bisa dengan tulus memberitahu orang lain informasi yg berharga. Mereka membaca lebih banyak dari kebanyakan orang, bahkan sampai ke sudut halaman tiap majalah atau koran yg dibaca sehingga kadang bisa membuat resume yg jitu ... jadi inget pak Fauzi Rachmanto hehe.
Para Maven memiliki pengetahuan dan keterampilan sosial untuk memicu epidemi ketok tular. Namun bukan hanya banyaknya pengetahuan yg mereka miliki melainkan cara menyebarkan pengetahuan itu. Kenyataan bahwa para Maven selalu ingin membantu, dengan alasan yg memang benar2 hanya karena ingin membantu, bisa menjadi cara yg efektif untuk membuat orang lain tertarik. Motivasi mereka adalah menularkan informasi dan menolong tanpa pamrih. Toh harus kita akui bahwa kita lebih respek thd orang yg memberikan informasi tanpa ada maksud tertentu dibalik itu. Atau menjual dg tidak menjual, nah loh. Artinya menjual dg cara spt dia tidak sedang menjual sesuatu. Ikhlas.
Jadi ada 3 tipe orang yg bisa membuat epidemi ketok tular yaitu Penghubung sebagai perekat sosial krn banyak gaul, lalu Maven sebagai bank data yg menyediakan informasi, kemudian Penjaja/Penjual yg bisa membujuk. Mereka sama pentingnya dan malah kadang ketiga tipe itu bisa dimiliki oleh satu orang yg sama. Mereka bisa begitu krn mereka dipercaya krn keluasan pergaulan, ilmu/informasi dan cara penyampaiannya.
Lalu bagaimana kita bisa tau atau mencari mana tipe orang yg Penghubung, Maven dan Penjaja ? bagaimana kita bisa mendapatkan strategi ketok tular yg murah nan efektif itu ?
Ya gak bisa. Loh ? :)
Ya. Jadi hanya faktor keberuntungan saja sehingga suatu salon tiba2 sukses dalam waktu singkat dan lainnya gak maju2. Atau suatu resto bisa tiba2 terkenal sedangkan yg lain yg sudah lama berdiri yg begitu sukses. Bread Talk dan J-Co adalah contoh keberhasilan strategi ini, tanpa promosi yg gencar, boro2 masuk TV, mereka berhasil mendapatkan strategi ketok tular secara GRATIS !.
Faktor keberuntungan jika kita ketemu tipe2 tsb. Namun demikian keberuntungan bisa berpihak pd kita jika kita tetap memiliki produk yg memang pantas secara kualitas, pelayanan yg prima, view yg menarik sehingga hal2 ini bisa menarik para Penghubung, Maven dan Penjaja utk mempromosikan bisnis kita secara ketok tular. Kemudian sebisa mungkin ya kita juga bersikap spt mereka yg rela membantu, memberikan informasi, menyediakan diri utk memecahkan masalah dan memberikan solusi bagi yg membutuhkannya ... secara tulus. Like always : Law of Attraction.
Di toko sy malah alhamdulillah sudah dikenal oleh para pembantu rumah tangga perumahan utk membeli produk fashion yg murah dan berkualitas spt baju muslim, jilbab dll, krn mereka jarang bisa keluar rumah utk ke pasar yg relatif jauh dg harga yg sama bahkan bisa lebih mahal. Pasti ada salah satu dari PRT tsb yg berlaku sbg salah satu entah Penghubung, Maven atau Penjaja.
Berlakulah sebagai Maven maka anda akan menarik Maven. Krn pak Roni, pak Hadi, pak Khadik, pak Agus Ali, mbak Yulia, mbak Roess, pak Fauzi Rachmanto, mbak Nadia, mbak Ina, pak Hasan, mbak Yuni, pak Muhidin, pak Aris, pak Hantiar dkk dan the most ... pak Haji Alay ... adalah Maven. Krn mereka bisa dg secara ikhlas sharing informasi, membantu orang lain, luas silahturahminya sehingga luas pergaulannya. Dg begitu gak heran klo bisnisnya juga lancar.
Sudahkan anda menjadi seorang Penghubung, Bijak Bestari dan Penjaja sehingga anda akan juga menarik tipe2 tsb agar bisa mempromosikan bisnis anda secara GRATIS tp powerful ?. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yg kurang berkenan.
Wassalam.
-Eko June-
Dear action member,
Hampir semua praktisi, pengamat dan ahli pemasaran, bahkan orang awam sekalipun akan setuju dan satu suara, bahwa strategi pemasaran paling powerful, efektif dan berbiaya rendah adalah : word of mouth alias mulut ke mulut atawa ketok tular. Suatu strategi pemasaran biasanya berbanding lurus antara efektifitas dan cost yg harus dikeluarkan. Contoh via Media (TV, Radio) memang efektif tp juga berbiaya relatif tinggi. Sedangkan ketok tular sudah sangat efektif, berbiaya rendah pula.
Lalu kenapa dibilang efektif ? karena strategi ini memenuhi kebutuhan konsumen akan 'kepercayaan' dan karena terlalu banyaknya informasi maka orang milih cara yg simple : dari omongan orang yg pernah mencobanya. Oleh sebab itu ada beberapa strategi pemasaran lain yg memiliki karakteristik sama yaitu testimoni dan menempel foto orang2 terkenal yg pernah mampir ke bisnis kita (kebanyakan di bisnis makanan).
Kemudian bagaimana menerapkan strategi ini ?, bagaimana mendapatkan orang2 yg akan menularkan berita melalui mulut ke mulut ? koq toko itu bisa cepet maju dg strategi ini sedangkan toko sy tidak ? padahal udah sounding ke orang2 baik secara gerilya maupun terang2-an.
Bagi yg sudah membaca buku Tipping Point by Malcolm Gladwell, istilah utk hal ini adalah 'epidemi ketok tular'. Epidemi ketok tular adalah salah satu komponen pendukung 'Bagaimana Hal2 Kecil Berhasil Membuat Perubahan Besar' sbg tema buku tsb. Spt kenapa dg hanya menerapkan strategi pembersihan grafiti/coretan oleh kepolisian bisa menurunkan angka kriminalitas di New York secara signifikan, atau bagaimana sepatu Hush Puppies yg model lama bisa ngetren lagi, atau yg paling baru ... bagaimana model2 lama seperti baju baby doll menjadi trend lagi saat ini ?
Salah satu faktornya adalah Hukum tentang Yang Sedikit : yaitu bagaimana seseorang atau sekelompok orang bisa secara tiba2 menjadi pencetus epidemi ketok tular. Mereka adalah Penghubung, Bijak Bestari dan Penjaja. Penghubung adalah orang yg paling luas pergaulannya, Bijak Bertari adalah orang yg paling banyak informasinya sedangkan Penjaja adalah orang yg paling bisa mempengaruhi/membujuk orang lain.
Yg sy ingin uraikan adalah mengenai Maven atau Bijak Bestari, krn suka aja ada istilah baru yg cool hehe. Maven artinya adalah orang pintar atau yg memiliki pengetahuan luas. Ia tau bahwa resto Omah Sendok view-nya menarik, ia tau bahwa Manet memang benar2 berkualitas tinggi, ia tau secara detil bahwa selimut pak Hadi memang berbeda dg selimut lain krn menggunakan bahan akrilik yg tidak gampang menyerap debu sehingga baik bagi penderita asma atau alergi. Mereka bisa dengan tulus memberitahu orang lain informasi yg berharga. Mereka membaca lebih banyak dari kebanyakan orang, bahkan sampai ke sudut halaman tiap majalah atau koran yg dibaca sehingga kadang bisa membuat resume yg jitu ... jadi inget pak Fauzi Rachmanto hehe.
Para Maven memiliki pengetahuan dan keterampilan sosial untuk memicu epidemi ketok tular. Namun bukan hanya banyaknya pengetahuan yg mereka miliki melainkan cara menyebarkan pengetahuan itu. Kenyataan bahwa para Maven selalu ingin membantu, dengan alasan yg memang benar2 hanya karena ingin membantu, bisa menjadi cara yg efektif untuk membuat orang lain tertarik. Motivasi mereka adalah menularkan informasi dan menolong tanpa pamrih. Toh harus kita akui bahwa kita lebih respek thd orang yg memberikan informasi tanpa ada maksud tertentu dibalik itu. Atau menjual dg tidak menjual, nah loh. Artinya menjual dg cara spt dia tidak sedang menjual sesuatu. Ikhlas.
Jadi ada 3 tipe orang yg bisa membuat epidemi ketok tular yaitu Penghubung sebagai perekat sosial krn banyak gaul, lalu Maven sebagai bank data yg menyediakan informasi, kemudian Penjaja/Penjual yg bisa membujuk. Mereka sama pentingnya dan malah kadang ketiga tipe itu bisa dimiliki oleh satu orang yg sama. Mereka bisa begitu krn mereka dipercaya krn keluasan pergaulan, ilmu/informasi dan cara penyampaiannya.
Lalu bagaimana kita bisa tau atau mencari mana tipe orang yg Penghubung, Maven dan Penjaja ? bagaimana kita bisa mendapatkan strategi ketok tular yg murah nan efektif itu ?
Ya gak bisa. Loh ? :)
Ya. Jadi hanya faktor keberuntungan saja sehingga suatu salon tiba2 sukses dalam waktu singkat dan lainnya gak maju2. Atau suatu resto bisa tiba2 terkenal sedangkan yg lain yg sudah lama berdiri yg begitu sukses. Bread Talk dan J-Co adalah contoh keberhasilan strategi ini, tanpa promosi yg gencar, boro2 masuk TV, mereka berhasil mendapatkan strategi ketok tular secara GRATIS !.
Faktor keberuntungan jika kita ketemu tipe2 tsb. Namun demikian keberuntungan bisa berpihak pd kita jika kita tetap memiliki produk yg memang pantas secara kualitas, pelayanan yg prima, view yg menarik sehingga hal2 ini bisa menarik para Penghubung, Maven dan Penjaja utk mempromosikan bisnis kita secara ketok tular. Kemudian sebisa mungkin ya kita juga bersikap spt mereka yg rela membantu, memberikan informasi, menyediakan diri utk memecahkan masalah dan memberikan solusi bagi yg membutuhkannya ... secara tulus. Like always : Law of Attraction.
Di toko sy malah alhamdulillah sudah dikenal oleh para pembantu rumah tangga perumahan utk membeli produk fashion yg murah dan berkualitas spt baju muslim, jilbab dll, krn mereka jarang bisa keluar rumah utk ke pasar yg relatif jauh dg harga yg sama bahkan bisa lebih mahal. Pasti ada salah satu dari PRT tsb yg berlaku sbg salah satu entah Penghubung, Maven atau Penjaja.
Berlakulah sebagai Maven maka anda akan menarik Maven. Krn pak Roni, pak Hadi, pak Khadik, pak Agus Ali, mbak Yulia, mbak Roess, pak Fauzi Rachmanto, mbak Nadia, mbak Ina, pak Hasan, mbak Yuni, pak Muhidin, pak Aris, pak Hantiar dkk dan the most ... pak Haji Alay ... adalah Maven. Krn mereka bisa dg secara ikhlas sharing informasi, membantu orang lain, luas silahturahminya sehingga luas pergaulannya. Dg begitu gak heran klo bisnisnya juga lancar.
Sudahkan anda menjadi seorang Penghubung, Bijak Bestari dan Penjaja sehingga anda akan juga menarik tipe2 tsb agar bisa mempromosikan bisnis anda secara GRATIS tp powerful ?. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yg kurang berkenan.
Wassalam.
-Eko June-