The Magical Number Seven

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sekarang saya ingin menulis (menyadur sebenarnya dari buku yang sama) mengenai The Magical Number Seven oleh psikolog George Miller. Ini adalah sebuah teori psikologi yang menjadi salah satu dasar munculnya Rule of 150. Sebuah teori yang seperti lainnya telah melalui penelitian dan survey walau sekali lagi ini 'teori sono' yang belum tentu cocok dengan bangsa kita, tapi sebagai insan pembelajar bisalah dijadikan penambah wawasan.

The Magical Number Seven berdasarkan pada konsep dalam psikologi kognitif yaitu channel capacity atau kapasitas saluran. Konsep ini merujuk pada banyaknya ruang dalam otak kita untuk menyimpan macam informasi tertentu.

Contoh, jika kita diminta mengindentifikasi tiap nada yang berbeda, secara acak, berdasarkan nomor (umpamanya nada rendah nomor 1, nada sedang nomor 2 dan nada tinggi nomor 3) maka kita hanya akan sanggup membedakannya sebanyak 6 kali atau kategori. Orang dengan kepekaan nada yang cukup baik mungkin bisa lebih, tapi rata-rata umumnya hanya 6. Begitu juga ketika kita akan membedakan kadar manis dari beberapa gelas air, jika berulang-ulang dilakukan maka rata-rata hanya bisa membedakan sebanyak 6 kali atau kategori. Lewat batas itu biasanya akan terjadi kesalahan.

Atau ada penelitian yang menyatakan bahwa jika kita mencoba menciumi parfum lewat terster kertas (yang sering disodorkan sales di mall itu loh) maka rata-rata kita hanya sanggup membedakannya hingga maksimal 3 kali. Lebih dari itu biasanya sense penciuman kita mulai kacau.

Sepertinya ada batas tertentu yang sudah ada secara alami entah melalui pembelajaran atau kerena rancangan sistem saraf kita, suatu batas yang menjadikan kapasitas saluran kita memiliki rentang umum sedemikian. Sealami ketika kita gak bisa mendengar frekwensi tinggi dan sealami gendang telinga kita akan pecah jika mencoba menembus batas kedalaman air.

Itu sebabnya nomor telepon terdiri atas tujuh angka. Menurut Jonathan Cohen, seorang peneliti memori di Princeton University, Graham Bell ingin agar nomor itu sepanjang mungkin sehingga kapasitas sebuah sentral bisa sebesar-besarnya tetapi jangan terlalu panjang sehingga orang sulita mengingatnya.

Mangkanya ada teman yang mulai kacau dalam mengorganisir nomor telepon :). Dan ada pernah saya dengar tips, jangan menyimpan nomor telepon apalagi nomor rekening bank dalam memori otak (mentang-mentang kita pengingat yang handal umpamanya), karena memboroskan, sayang memori :).

Semoga gak sembarangan masuk ke ranah agama, mungkin inilah kenapa dalam Islam banyak ajaran yang dibawah angka 7, agar kita mudah mengingatnya : 5 waktu sholat, 5 rukun Islam, 6 rukum Iman, 7 pemuda kahfi, 7 lapis langit dll..

Demikian juga dalam kelompok sosial. Jika kita menjadi anggota kelompok yang berjumlah 5 orang, maka kita harus mengikuti 10 hubungan yang berbeda-beda : 4 hubungan langsung kita dengan keempat orang lainnya dan 6 hubungan dua arah lain diatantara empat anggota lainnya. Jika ada 20 orang maka ada 190 hubungan dua arah yang harus diikuti : 19 hubungan yang melibatkan kita secara langsung dan 171 hubungan diantara anggota-anggota lain dalam kelompok. Artinya jika jumlah anggota meningkat menjadi 5 kali lipatnya maka akan tingkat pengolahan informasi yang diperlukan supaya bisa mengenal semua anggota lain meningkat menjadi 20 kali lipat.

Itupun jika memang kita serius terhadap kelompok itu ya. Artinya ingin akrab dan mengenal satu sama lain. Ingin bersahabat. Namun kembali kepada The Magical Number Seven, ternyata ada batasnya. Yang membatasi kebanyakan adalah waktu. Untuk bersahabat akrab dengan seseorang kita harus menyediakan waktu yang memadai, belum lagi energi emosional. Jika melewati batas angkanya maka biasanya kita akan kewalahan. Tapi sekali lagi bukan pembatas dalam mencari teman ya, nanti disalahpahami lagi dah. Silahturahmi harus jalan terus. Hanya sebagai antisipasi jika ada anggota kelompok yang kemudian merasa tidak dibutuhkan dan lama-lama merasa asing lalu kecewa, seharusnya saling memahami bahwa 'batas itu ada' ... secara alami dan mungkin sunatullah.

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post