Ompreng

Assalamu'alaikum wr. wb.

Akhir2 ini ompreng menjadi berita. Tau ompreng ?. Ya, ompreng adalah mobil pribadi atau yang bernomor polisi plat hitam yang melakukan pengangkutan orang layaknya angkutan umum.

Ngapain saya sekarang membahas tentang ompreng ?. Karena saya adalah salah satu pelaku dari jasa ompreng ini hehe.

Awal mula melakukan hal adalah karena beberapa rekan sekantor yang kebetulan juga berdomisili di daerah yang sama, Bekasi, sering bareng ikut mobil saya. Dan ketika menunggu mereka di suatu titik sebelum gerbang tol, teryata ada beberapa orang lain yang ikut naik. Tadinya saya heran, setelah didalam mobil mereka baru bertanya 'Thamrin kan pak ?'. Saya yang baru mau bicara dipotong dan didahului oleh salah seorang rekan 'Iya bu'. Dia gak salah juga sih karena tujuan kami memang ke arah tersebut.

Tapi kemudian dengan alasan daripada kosong dan membantu sesama (klise ya padahal bayar juga hehe), akhirnya mobil saya terisi penuh dengan orang yang ingin ke arah tujuan yang sama.

Besoknya hal ini menjadi rutinitas dan bahkan ada seseorang yang datang (ternyata calo-nya) yang menanyakan apakah ingin menawarkan jasa ompreng rutin, kami jawab iya. Dan ternyata ada biaya2 yang harus dibayarkan :). Ya sudah, itung2 memang ada cost setelah adanya profit yang saya terima walau sekedar buat isi bensin dan biaya tol.

Ya, saya gak memperlakukan ini layaknya yang 'murni' ompreng. Saya tidak memaksakan kapasitas penumpang. Dengan jenis mobil yang sama, 'ompreng murni' akan mendesakkan orang (selain driver) hingga berjumlah 12 orang, sedangkan saya hanya 8 orang, secukupnya jumlah kursi.

Ternyata ini yang disukai penumpang (sekarang saya menyebutnya klien, gaya ya hehe). Mobil saya selalu terisi penuh dengan cepat, tanpa menunggu lama. Bahkan beberapa terpaksa di tolak karena sudah penuh. Wah, bisa jadi pembelajaran bisnis nih. Artinya walau secara keuntungan lebih sedikit tapi jika memberikan pelayanan yang baik maka akan memiliki pelanggan setia.

Tapi belakangan terjadi polemik itu. Ya, terpicu oleh demo para supir angkuran umum (angkot) di Tangerang yang menolak adanya ompreng plat hitam. Saya sudah lama mengetahui hal ini, karena dulu mantan pacar yang sekarang jadi istri rumahnya di Cengkareng, mangkanya sering kesana. Memang mobil plat hitam ini, yang menggunakan merek Elf, jumlahnya banyak bangets, bisa menyamai jumlah angkot resminya. Udah gitu secara kapasitas lebih besar sehingga bisa mengangkut penumpang lebih banyak. Jadi saya gak menyalahkan si angkot juga. Kemudian di TV ada berita bahwa para supir ompreng itu demo juga dengan tujuan agar diresmikan sebagai trayek baru. Wah, edan. Saling demo.

Di TV polemik ini sampai diangkat menjadi topik dalam acara Halo Polisi di Indosiar dengan narasumber dari pihak kepolisian. Polisi sendiri saya lihat bersikap abu2 juga sih. Artinya walau secara hukum ompreng melanggar aturan tapi dalam beberapa point mereka gak bisa melarang.

Contoh bagaimana jika dalam satu perumahan, para tetangga yang kebetulan memiliki tujuan yang sama menumpang pada salah satu mobil warga. Apakah ini dikatergorikan ompreng. Kemudian bagaimana dengan mobil jemputan yang notabene ber-plat hitam juga ?.

Bapak polisi itu bilang bahwa masyarakat memilih menggunakan moda angkutan ompreng karena beberapa alasan yaitu : keamanan, kenyamanan dan kecepatan. Hal yang tidak dapat dipenuhi oleh angkutan umum, minimal sekarang ini. Kriminalitas, pengamen dan kemacetan adalah faktor yang memicu orang lebih memilih ompreng ketimbang angkutan umum.

Saya sendiri pada akhirnya berada pada posisi memenuhi kebutuhan rekan kerja sekantor yang ingin menumpang di mobil saya. Toh saya juga ikut suatu komunitas yaitu www.nebeng.com. Suatu komunitias yang bertujuan ingin mengurangi kemacetan di ibukota dengan cara saling tebeng menebeng. Harapannya agar yang menggunakan mobil pribadi berkurang dengan ikut dalam satu mobil bersama. Hanya alasan ? Mungkin iya :). Karena alasan saya lainnya adalah agar barang2 yang dimiliki memiliki nilai produktif. Seperti mobil yang digunakan ompreng, rumah yang dijadikan tempat usaha dll.

Hidup nebeng !

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post