Assalamu'alaikum wr. wb.
Dulu, saya pernah diperlihatkan dan bahkan diberikan copy dari grafik usaha pak Hadi Kuntoro (baek banget ya bapak satu ini, thanks hehe). Ya, ketika itu saya dan istri bersilahturahmi ke kiosnya pak Hadi di Bekasi untuk pertama kalinya, bersamaan dengan itu ternyata ada juga pasangan Anria-Feli dan mbak Erni Sagita, member TDA juga.
Saya melihat grafiknya terusss naik secara signifikan. Grafik itu ternyata adalah olahan dari laporan omset bulanan. Yang membuat saya takjub kenaikannya adalah 2x lipat tiap bulannya. Jadi katakan bulan Februari omset Rp. 800.000 maka di bulan Maret manjadi Rp. 1.600.000 kemudian di bulan April menjadi Rp. 3.200.000 begitu seterusnya. Funtastis !.
Grafik usaha pak Hadi bergambar garis diagonal menaik terus ke atas.
Nah, jika saya melihat grafik omset harian dan mingguan toko saya maka yang terlihat adalah gelombang sinus, naik turun, tidak beraturan, enjot-enjotan :). Begitu juga pada grafik bulanannya, walaupun tiap kali ada 'tanjakan' atau peak ada kenaikannya. Dua bulan terakhir ini malah terjadi sedikit penurunan di peak-nya.
Koq bisa gitu ya ?
Saya mencoba menelaah dan menganalisa kemungkinan2 penyebabnya dan hasilnya Insya Allah adalah :
Excuse nomor 1
Banyak munculnya toko2 sejenis pada beberapa titik di sekitar lokasi tersebut. Hal ini menyebabkan mulai tersebarnya orang dalam berbelanja. Intinya : mulai banyak saingan. Maka diperlukan strategi2 baru dan khusus untuk menangani hal ini, termasuk dalam hal promosi dan merubah display agar terlihat rapi.
Excuse nomor 2
Dengan excuse nomor 1 dan ditambah sempitnya cakupan wilayah maka pasar mulai jenuh. Diperlukan perluasan pasar dengan cara membuka pasar online dan bermain di semi grosir dari yang semula murni pengecer. Hal ini saya lihat berhasil diterapkan oleh beberapa rekan TDA yang saya kenal. Klo murni grosir menurut pak Haji di lokasi sub-urban seperti Bekasi dan Depok agak sulit karena bagi pedagang telah mengenal bahwa pusat grosir adalah di Tanah Abang.
Excuse nomor 3
Kami saat ini masih kesulitan mendapatkan tim baru. Masih trauma. Hal ini secara signifikan menurunkan tingkat leads dan melemahkan promosi ketika dengan terpaksa kami harus tutup tokonya ketika melakukan kulakan ke pusat grosir, atau ketika ada acara TDA hehe. Solusi untuk hal ini sudah jelas, ditambah dengan harapan setelah menerapkan model semi-grosir kami cukup meminta kiriman barang dari supplier.
Khusus excuse nomor 2 yaitu bermain di semi grosir juga merupakan 'pelebaran' segmen usaha yang bisa menjadikan usaha kita masuk kategori B to B (Bussiness to Bussiness) bukan lagi B to C (Bussiness to Consumer). Sehingga diharapkan pasar menjadi lebih luas, lintas geografi. Hm, perubahan yang butuh effort cukup besar nih kayaknya, terutama dari modal :).
Ah, tapi itu kan sekedar excuse. :)
Sebenarnya selain menjalankan strategi2 yang bersifat teknis maka setelahnya diikhlaskan ke Yang Maha Kaya. Hanya dia Sang Pemberi Rejeki yang menentukan kesuksesan usaha kita. Semoga Allah SWT masih mau memberikan pembelajaran kepada kami yang kecil ini. Amin.
Dan alhamdulillah kami masih diberikan kelancaran dalam usaha ini. Seorang rekan pengusaha yang sudah sukses pernah menyemangati bahwa usaha kami termasuk bagus karena masih bisa bertahan bahkan berkembang karena kebanyakan usaha toko yang baru buka bertahan hanya sampai 3 bulan. Alhamdulillah kami masih berada dalam jejeran pengusaha pemula (start-up) yang bisa bertahan dan berkembang menyusul pak Faif, mbak Doris dll.
Mohohn do'a nya :).
Dan kami do'akan yang baru dan akan buka usaha toko lebih sukses, seperti pak Ruli, pak Fauzie, pak Sangadi dll.
Semoga bermanfaat dan jangan diambil pesimisnya ya tapi justru jadi pembelajaran. Thanks.
Wassalam.
-Eko June-
* postingan ini sekaligus menjawab pertanyaan beberapa rekan tentang un-winning atau permasalahan dalam usaha plus menjawab tagihan pak Faif mengenai toko saya agar juga di sharing :).
Dulu, saya pernah diperlihatkan dan bahkan diberikan copy dari grafik usaha pak Hadi Kuntoro (baek banget ya bapak satu ini, thanks hehe). Ya, ketika itu saya dan istri bersilahturahmi ke kiosnya pak Hadi di Bekasi untuk pertama kalinya, bersamaan dengan itu ternyata ada juga pasangan Anria-Feli dan mbak Erni Sagita, member TDA juga.
Saya melihat grafiknya terusss naik secara signifikan. Grafik itu ternyata adalah olahan dari laporan omset bulanan. Yang membuat saya takjub kenaikannya adalah 2x lipat tiap bulannya. Jadi katakan bulan Februari omset Rp. 800.000 maka di bulan Maret manjadi Rp. 1.600.000 kemudian di bulan April menjadi Rp. 3.200.000 begitu seterusnya. Funtastis !.
Grafik usaha pak Hadi bergambar garis diagonal menaik terus ke atas.
Nah, jika saya melihat grafik omset harian dan mingguan toko saya maka yang terlihat adalah gelombang sinus, naik turun, tidak beraturan, enjot-enjotan :). Begitu juga pada grafik bulanannya, walaupun tiap kali ada 'tanjakan' atau peak ada kenaikannya. Dua bulan terakhir ini malah terjadi sedikit penurunan di peak-nya.
Koq bisa gitu ya ?
Saya mencoba menelaah dan menganalisa kemungkinan2 penyebabnya dan hasilnya Insya Allah adalah :
Excuse nomor 1
Banyak munculnya toko2 sejenis pada beberapa titik di sekitar lokasi tersebut. Hal ini menyebabkan mulai tersebarnya orang dalam berbelanja. Intinya : mulai banyak saingan. Maka diperlukan strategi2 baru dan khusus untuk menangani hal ini, termasuk dalam hal promosi dan merubah display agar terlihat rapi.
Excuse nomor 2
Dengan excuse nomor 1 dan ditambah sempitnya cakupan wilayah maka pasar mulai jenuh. Diperlukan perluasan pasar dengan cara membuka pasar online dan bermain di semi grosir dari yang semula murni pengecer. Hal ini saya lihat berhasil diterapkan oleh beberapa rekan TDA yang saya kenal. Klo murni grosir menurut pak Haji di lokasi sub-urban seperti Bekasi dan Depok agak sulit karena bagi pedagang telah mengenal bahwa pusat grosir adalah di Tanah Abang.
Excuse nomor 3
Kami saat ini masih kesulitan mendapatkan tim baru. Masih trauma. Hal ini secara signifikan menurunkan tingkat leads dan melemahkan promosi ketika dengan terpaksa kami harus tutup tokonya ketika melakukan kulakan ke pusat grosir, atau ketika ada acara TDA hehe. Solusi untuk hal ini sudah jelas, ditambah dengan harapan setelah menerapkan model semi-grosir kami cukup meminta kiriman barang dari supplier.
Khusus excuse nomor 2 yaitu bermain di semi grosir juga merupakan 'pelebaran' segmen usaha yang bisa menjadikan usaha kita masuk kategori B to B (Bussiness to Bussiness) bukan lagi B to C (Bussiness to Consumer). Sehingga diharapkan pasar menjadi lebih luas, lintas geografi. Hm, perubahan yang butuh effort cukup besar nih kayaknya, terutama dari modal :).
Ah, tapi itu kan sekedar excuse. :)
Sebenarnya selain menjalankan strategi2 yang bersifat teknis maka setelahnya diikhlaskan ke Yang Maha Kaya. Hanya dia Sang Pemberi Rejeki yang menentukan kesuksesan usaha kita. Semoga Allah SWT masih mau memberikan pembelajaran kepada kami yang kecil ini. Amin.
Dan alhamdulillah kami masih diberikan kelancaran dalam usaha ini. Seorang rekan pengusaha yang sudah sukses pernah menyemangati bahwa usaha kami termasuk bagus karena masih bisa bertahan bahkan berkembang karena kebanyakan usaha toko yang baru buka bertahan hanya sampai 3 bulan. Alhamdulillah kami masih berada dalam jejeran pengusaha pemula (start-up) yang bisa bertahan dan berkembang menyusul pak Faif, mbak Doris dll.
Mohohn do'a nya :).
Dan kami do'akan yang baru dan akan buka usaha toko lebih sukses, seperti pak Ruli, pak Fauzie, pak Sangadi dll.
Semoga bermanfaat dan jangan diambil pesimisnya ya tapi justru jadi pembelajaran. Thanks.
Wassalam.
-Eko June-
* postingan ini sekaligus menjawab pertanyaan beberapa rekan tentang un-winning atau permasalahan dalam usaha plus menjawab tagihan pak Faif mengenai toko saya agar juga di sharing :).