Mekanisasi


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dalam satu kunjungan ke sebuah pabrik boneka di bilangan Rawa Lumbu hampir tiga tahun yang lalu saya melihat adegan operasional pembuatan boneka yang tertata dengan rapi. Tatapan saya lantas menuju ke beberapa benda yang digunakan untuk mengolah bahan2 dan aksesoris menjadi boneka yang utuh. Beberapa berbentuk mesin dan lainnya tools sederhana seperti papan2 pola dsb.

Pun kunjungan ke produsen cireng. Disana ada mesin2 seperti pencampur adonan, penyaring tepung dan pencacah daging ayam. Saya pikir selama ini cacahan olahan ayam yang menjadi isi cireng dilakukan secara manual alias 'disuwir-suwir' kayak tukang bubur ayam ketika melayani pembeli hehe. Ndeso !.

Semua hal itu adalah proses mekanisasi. Dimana ada tools2 sebagai pendukung suatu proses produksi yang tujuan dasarnya mempermudah pekerjaan.

Selain berbentuk mesin yang rumit dan besar2, mekanisasi juga bisa berbentuk hal kecil dan sederhana. Bajak sawah bisa jadi contoh. Dari mulai dulu orang membajak sawah dengan cangkul, lalu ada tools bajak sederhana dibantu kerbau hingga sekarang pakai mesin bajak. Atau sesederhana serutan es batu, atau pahat, gergaji kayu dua arah. Hasil kreatifitas manusia yang terasah sejak dulu karena daya adaptasinya yang luar biasa.

Sebagai anak tukang bengkel bubut yang seringkali berurusan dengan mesin, saya sering melihat kreatifitas itu. Membuat mesin pisau pemotong sabun batangan, mesin pencetak stang sepeda dari batangan besi lurus menjadi bengkok, conveyer berjalan, mesin penetas telur dsb.

Seperti dalam pengolahan kopi, jika belum mampu beli mesin guedhe yang otomatis muahal maka dibuatlah cara bagaimana mengaduk kopi dan campurannya agar didapat campuran yang istilahnya : homogen, yaitu tercampur dengan baik dan merata. Dipakailah tabung alumunium, persis kayak mobil molen yang mencampur semen. Diputar-putar adukannya beberapa saat hingga rata campurannya.

Walau demikian memang ada hal2 yang terkadang masih belum bisa menggantikan adanya sentuhan tangan manusia. Sebagai contoh kembali ke produksi boneka, sepertinya ada proses yaitu memasukkan kapas atau isi boneka atau menjahit mata dan lainnya yang masih diperlukan tenaga manusia karena beberapa faktor.

Atau tukang sate yang gak serta merta menggantikan kipas tangan dengan kipas angin atau menggantikan arang dengan panggangan listrik karena ada faktor cipta rasa disana, lagian lebih mahal ngkali ! :).

Jadi tergantung situasi, jenis usaha, skala produksi dsb. Tapi selama memang sudah saatnya diperlukan adanya mekanisasi untuk mempermudah, mempercepat, memperbanyak, menghemat biaya, kenapa tidak ?.

*tulisan ini didedikasikan untuk ayah yang tukang bengkel bubut dan beberapa teman pakar mekanisasi seperti cak Iskandar, syukron

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

-ekojune.com-

085716006676 | @ekojune | www.onthespotcoffee.com

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post