Visualizer - Actualizer

Assalamu'alaikum wr. wb.

"The entrepreneur is essentially a visualizer and actualizer... He can visualize something, and when he visualizes it, he sees exactly how to make it happen." -Robert L. Schwartz

Seorang entrepeneur harus menjadi visualisator sekaligus aktualisator.

Visualizer

Maksudnya kita harus memiliki, bisa dan sanggup memvisualisasikan apa yang kita inginkan, kita capai dan kita hasilkan. Membayangkan, memimpikan.

Contoh, ketika kita telah menetapkan bahwa tujuan menjadi entrepreneuer adalah mendapatkan uang yang lebih banyak sehingga bisa membeli rumah yang lebih besar maka kita harus dapat memvisualisasikan rumah tersebut, baik bentuknya, luasnya, warnanya, lokasinya. Karena itu kita harus detil. Bahkan kita harus pula memasukkan emosi didalamnya. Bagaimana rasanya jika rumah itu telah berhasil kita miliki, betapa senyum manis istri dan tawa riang anak-anak akan mewarnainya, rasa syukur atas nikmat-Nya dll.

Memvisualisasikan juga termasuk membayangkan apa langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapainya, strategi apa yang harus dibuat, bisnis apa yang harus dijalani. Membayangkan betapa banyaknya pelanggan kita, betapa bagusnya pelayanan yang diberikan berdasarkan pengakuan mereka dan betapa besarnay omset yang kita raih.

Actualizer

Kemudian kita juga harus bisa mengaktualisasikannya. Melakukan aksi, action. Langkah-langkah yang sudah dibayangkan tadi kemudian diimplementasikan, memilih jenis bisnisnya, melakukan kontak, silahturahim, mengikuti kursus membuat online store, jalan-jalan ke pusat grosir, membaca buku, membuka toko, mengumpulkan modal ... adalah sekelumit contoh action.

Keduanya penting dilakukan. Tidak hanya bisa memvisualisasikan namun juga mengaktualisasikan agar mimpi tidak sekedar mimpi. Namun tidak hanya aktualisasi namun bervisualisasi agar alam bawah sadar kita tetap menuntun kita kearah yang sesuai.

Itulah sebabnya juga kulikulum TDA sebenarnya mengacu kepada kedua faktor penting ini. Secara garis besar terbagi menjadi dua faktor ini.

Bagi yang belum tau mengenai kurikulum TDA, silahkan search dengan keyword : kurikulum TDA, BDSA atau RBDSAP. Atau silahkan ke blog saya di :
http://ekojune.blogspot.com/2007/09/foto.html

Contoh : kurikulum Reason, Belief dan Dream adalah representasi dari faktor menjadi visualizer. Ini urusan kepada keatas, dalam tataran pikiran, mind. Komunitas TDA telah melakukan 'pengajaran' seperti bedah buku Master Your Mind, Design Your Destiny, nonton bareng The Secret, seminar Quantum Ikhlas dan Luck Factor.

Sedangkan kurikulum Strategy dan Action jelas berada pada faktor menjadi actualizer atau action oriented. Persistence dan Determination jika akan dimasukkan akan masuk ke faktor ini, karena disana ada satu kata besar : disiplin. Dalam hal ini 'pengajaran' yang dilakukan komunitas TDA adalah kerjasama dengan Action Bussiness Coach melakukan Leverage Game, seminar 5 Ways to Increase Profit, 6 Steps for Better Bussiness dan coaching profesional, lalu fokus group retail, mastermind, workshop SDM dan properti dan lain-lain.

Lalu Pray ada dimana ? Seperti dalam penjabarannya, Pray ada dimana-mana, baik pada saat memulai mencari Reason hingga melakukan Action dan setelah melakukannya dengan mengharap keikhlasan diri menerima hasilnya dan keridhoan Allah SWT.

Demikian sedikit sharing. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post