Action vs Activity (2)

Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya tertegun membaca satu paragraf tulisan dalam sebuah portal.

"Ya. Sepertinya bangsa ini sudah kebal dari kata-kata inspirasi. Sudah kebal dari kata-kata motivasi. Mungkin kita butuh teror mental. Itu sebabnya, Ia tidak ingin jadi Motivator. Ia tanggalkan profesi jadi Inspirator. Ia mau jadi Teroris. Bukan dengan cara meletakkan bom di badannya, dan meledakkannya di suatu tempat. Ia ingin meneror mental para pengangguran, agar secepatnya mengambil keputusan untuk mandiri. Tidak menggantungkan nasib di tangan orang tua, orang lain atau bahkan pemerintah. Jika mereka masih betah menganggur, mohon maaf saja. Ia lebih hormat pada monyet dalam pertunjukan topeng monyet, yang bisa menghasilkan uang sendiri sekaligus menanggung biaya hidup tuannya."

Yang ingin saya garis bawahi adalah kata2 'bangsa yang kebal dari kata2 inspirasi dan motivasi'. Masih melanjutkan posting Action vs Activity berkenaan dengan tema NATO, dan betapa seringnya kita sudah ikut berpuluh seminar, workshop, baca buku, silahturahim, ikut puluhan milis tapi merasa belum ada action yg dilakukan, belum ada kesuksesan yg diraih, masih betah jadi member pasif katanya.

Padahal kita sudah merasa 'full motivated' dan meraih 'great inspiration'. Apanya yg salah ? Mungkin karena kita sudah terlena dengan semua itu, kita sudah merasa dalam kondisi 'high knowledge'. Klo istilah pak Rosihan 'ilusi pengetahuan' yaitu merasa sudah banyak tau tapi belum melakukan apa2. Silahkan baca di http://mohamadrosihan.blogspot.com/2008/07/si-bedul-dalam-kubangan-ilusi.html.

Dan seperti yg dikatakan dalam tulisan diatas, mungkin juga karena kita sudah kebal terhadap motivasi dan inspirasi. Ibarat anti-biotik yg jika kebanyakan akan membuat tubuh kita justru akan menjadi imune terhadap anti-biotik dan akhirnya malah mempermudah datangnya penyakit, maka ini berbahaya.

Jika motivasi dan inspirasi sudah kebal didalam diri kita, jika para motivator dan inspirator sudah tidak mempan lagi mempengaruhi kita, untuk 'melakukan', untuk action, maka yg kita perlukan mungkin ya itu tadi : teror mental. Kesannya sadis ya, tapi ambil aja positifnya bagi yg lebih suka dikritik demi kesuksesan daripada sudah merasa termotivasi tapi belum bergerak juga. Kita perlu 'mental block breaker'.

Kadang sebagian dari kita, saya termasuk didalamnya, panas juga membaca tulisan2 para komporator (menggantikan fungsi motivator dan inspirator). Bang Jay dengan monyetnya, pak Rosihan dengan si Bedulnya, pak Hadi dengan kampungnya selalu berhasil membuat, minimal bagi saya, panas dingin gak keruan. Tapi kita perlu mereka (semoga mereka selalu mendapat berkah dan diberikan ketetapan hati untuk bisa tetap menjadi demikian, amin).

Let's take double action now !

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post