Hore Gajian

tes

Tiga sampai empat hari ini ATM dimana-mana ngantri. Dari mulai ATM di sekitar lingkungan rumah bahkan ketika saya pergi ke mall. Di beberapa
tempat bahkan mengular hingga beberapa meter.

Beberapa kali pula saya membatalkan niat ambil uang di ATM karena melihat antrian yang begitu panjang. Terutama sekali dari bank yang seringkali diplesetkan menjadi Bank Cape Antri hehe. Pernah sudah ikutan ngantri eh uangnya keburu abis, nasib.

Yup, it's gajian time, waktunya gajian, waktunya untuk nguras isi ATM,
waktu yang dinanti-nantikan selama sebulan. Belanja, shopping, ke bengkel, salon, beli buku dsb kadang nunggu momen gajian dulu.

Apakah gajian adalah waktu yang hanya dinantikan oleh kaum bangsawan atau bangsanya karyawan ?. Tentu saja tidak, karena waktu gajian juga dinantikan oleh pengusaha, terutama yang bergerak di bidang ritel.

Dimana-mana terjadi suasana yang lebih ramai. Di pusat perbelanjaan seperti mall, di butik, di pusat rekreasi dsb. Akan susah sekali mencari parkiran dalam kondisi2 seperti ini.

Termasuk kelas seperti toko saya yang lokasinya hanya di perumahan.
Ditambah posisi yang bersebelahan dengan 2 ATM, maka waktunya gajian adalah waktunya naik omset :). Minimal sambil ngantri orang akan melirik kedalam toko, paling tidak sudah dapat atensi.

Sampai2 jika ada masalah pada ATM nya atau uang tunai nya habis, pegawai toko saya udah otomatis nelpon bagian service centre nya menginfokan perihal masalah tersebut. Rajin lah wong berhubungan dengan omset toko hehe.

Gak heran grafik bulanan di toko alhamdulillah klo tanggal2 gajian itu selalu naik lah hehe.

Yang ingin dibahas bagaimana agar grafik rata2 per-bulan itu tidak hanya
naik di kala gajian time ?.

Bagaimana agar grafik tetap menunjukkan peak-nya di hari2 lain atawa yang sepi ?.

Bagaimana memanfaatkan waktu sepi tadi menjadi profit ?. Walau tidak dipungkiri setiap usaha memiliki siklusnya masing2 yang kadang tak bisa dihindari.

Pernah nemu fenomena dimana sebuah toko roti yang gak berlokasi di lokasi strategis tapi selalu rame tiap hari, terutama di malam hari. Gak weekdays gak weekend gak gajian time.

Loh, koq bisa ?. Ya, tiap malam orang berebut dan antri ke toko tersebut, bahkan suka kehabisan. Penuh parkiran kendaraan di pinggir jalan. Yang gak kebagian cuma bisa gigit jari.

Ternyata toko itu memberikan diskon bagi konsumen yang berbelanja mulai jam 9-10 malam. Hanya 1 jam sebelum toko itu tutup. Gak tanggung2, diskonnya sampe 40% !. Gimana gak berebut, apalagi klo ternyata rotinya emang uenak
tenan.

Banyak manfaat dengan melakukan strategi ini yang saya amati :
1. Roti selalu fresh. Gak ada roti yang untuk disimpan lalu dijual lagi
keesokan harinya. Bersih tak tersisa.
2. Point 1 memberikan kepercayaan pada konsumen bahwa roti memang selalu fresh.
3. Strategi promosi yang super duper cemerlang. Strategi scarcity atau
keterbatasan baik waktu dan produknya menjadi daya tarik dan membangkitkan rasa penasaran orang.

Perusahaaan telekomunikasi memberikan program gratis nelpon pada pukul 00.00-04.00. Alasannya sebenarnya adalah karena itu adalah slot waktu yang idle alias traffic konsumen melakukan pembicaraan sedang kosong bin sepi. Kebanyakan waktunya tidur.

Sedangkan sewa jalur telekomunikasinya isi atau tidak isi traffik tetap bayar. Mangkanya daripada kosong dengan kondisi tetap bayar mendingan digratisin aja sekalian ke konsumen. Soalnya sama aja. Paling harus hati2 sama load yang kemungkinan jadi tinggi.

Atau jaringan bioskop 21 yang mengadakan program Nomat alias Nonton Hemat di hari Senin. Ya, karena hari Senin itu hari yang sepi buat nonton, peak-nya ada di malem Minggu atau hari Libur. Program ini akhirnya berhasil, kebanyakan sih mahasiswa, anak sekolah atau karyawan yang 'cuti 3 jam' :).

Jadi dengan mencontek kasus2 diatas kita bisa melakukan promo atau
penawaran2 di saat waktu dimana penjualan cenderung turun.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post