Fight atau Flight ?



Sewaktu ada yang mau ambil kemitraan kopi di Tasik sempat bingung karena ini baru pertama kali ada yang mau ambil kemitraan berserta booth nya di luar Jabodetabek. Memang ada langganan di Makasar dan Malang. Tapi mereka berbentuk cafe dan coffee shop jadi saya sebagai suplier saja, private label.
g
Ditambah dulu pernah ada yang mau buka dengan konsep booth di daerah Kupang, dan Bandara Manado, tapi cancel karena biaya pengiriman booth yang mahal. Dari sini sempat berasumsi tidak menerima permintaan diluar Jabodetabek.

Tapi karena mitra di Tasik ini sangat antusias ingin buka usaha tersebut, saya pun berupaya memenuhinya karena berpikir bahwa ini bentuk kepercayaan mitra. Akhirnya memang ada saja jalan yang dimudahkan. Dari mulai menemukan trucking murah hasil rekomendasi teman TDA Depok, lalu cara pengiriman bahan baku rutin yang mudah dan ekonomis melalui bis umum Bekasi-Tasik dsb.

Sudah menjadi kodrat alami manusia untuk mencari, memilih dan menggenggam yang namanya kenyamanan walaupun jikalau kenyamanan itu semu semata. Dan ketika kita menemui masalah maka pilihan kita lebih banyak menghindarinya sebisa mungkin.

Jika ada pilihan tantangan maka biasanya kita akan pilih yang lebih mudah dan instan. Jika masih kerja maka kita akan akan cari pekerjaan yang santai dan cepat selesainya. Jika ditugaskan melayani pelanggan lama maka dicari yang selama ini dikenal gak bermasalah :).

Padahal jika kita berani mengambil tantangan yang lebih berat dengan resiko lebih besar dan mampu melaluinya maka hasilnya kita akan mempelajari sesuatu yang jauh lebih berharga. Kita akan naik kelas dari posisi sebelumnya. Kita jadi lebih mahir, lebih pintar dan lebih berpengalamanan.

Ini juga sekaligus pengingat diri yang terkadang klo lagi gak mood males menghadapi masalah dan tantangan yang bikin pusing hehe.

Lebih baik kita pilih Fight for it (menghadapi) daripada Flight from it (menghindari). Lagipula masalah yang dihindari tidak akan hilang. Perbedaan antara Fight dan Flight hanya di huruf 'L' dan lucunya, huruf L banyak mewakili sifat yang terkesan lemah, sebut saja loyo, lesu, letoy, lemas, lambat, lelet, letih, lembek, lama, lenjeh, layu dsb ... ada yang bisa nambahin ? :).

Ingatkah kita, ketika dulu mengejar pujaan hati ?. Ketika PDKT begitu gigihnya kita untuk mendapatkan hatinya. Segala rintangan dihadapi. Katanya gunung kan ku daki, laut kan ku sebrangi dan jawara kan ku hadapi :).

Jadi inget perkenalan pertama saya dengan istri yang terjadi di bis ketika sama2 menuju lokasi kerja. Kata orang, prosentasi keberhasilannya itu dibawah 10% hahaha. Tapi ternyata 12 menit perkenalan itu membawa kami kepada 12 tahun pernikahan dengan dikaruniai 3 buntut. Suatu tantangan besar bagi saya mengingat sebagai seorang yang cenderung pendiam hehehe.

Ketika ada masalah dalam rumah tangga, yuk hadapi dan temukan solusi bersama. Perbedaan pasti ada tapi lebih baik dijadikan sebagai media saling melengkapi. Lakukan upaya benar2 semaksimal dan optimal mungkin. Semoga jangan sampai terjadi perpisahan lalu berkomentar umum 'mungkin ini yang terbaik bagi kita' tapi sebenarnya belum benar2 melakukan yang paling baik.

So, mari kita hadapi segala masalah, tantangan, rintangan dan hambatan dengan penuh semangat. Jalan sukses biasanya mendaki dan sulit dilalui. Kita hadapi sebagai proses pengembangan diri.

Jadi ingat sebait lirik lagi Mars TDA :
Hidup adalah langkah perjuangan
Hidup tentunya penuh pengorbanan
Itu semua bukanlah halangan
Mari jadikan sebagai tantangan

Let's fight !!!

Wassalam.
Eko June

1 Comments

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post