Pamer


Assalamu'alaikum wr. wb.

Mendengar kata pamer maka yang ada dipikiran kita adalah sikap dan sifat sombong bin riya. Tapi yang saya maksud disini adalah bahwa jika kita memiliki toko atau kios maka pamer adalah sebuah kewajiban.

Berdasarkan pengalaman baik pribadi maupun pengamatan ke rekan dan orang lain maka memamerkan produk kita di toko sebanyak mungkin adalah suatu keharusan. Pak Rosihan, mentor komunitas TDA dalam bidang ritel selalu menyarankan agar memajang sebanyak mungkin bahkan hingga ke sisi2, sudut2 dan rongga2 di dalam toko, jangan beri space sisa.

Hal ini tentu tidak bisa dipraktekkan di semua jenis bisnis ritel karena ada yang memang mengambil strategi berbentuk distro atau butik yang terkesan minim dalam memamerkan produk dan lebih menyodorkan kenyaman interior yang minimalis. Yang paling sering melakukan hal ini adalah toko kelontong atau consumer goods.

Dengan melakukan pamer ini ada beberapa keuntungan.

1. Terlengkap

Jelas sekali dengan memamerkan hampir semua koleksi ritel kita di semua sisi dan sudut toko maka toko akan terlihat lengkap. Bahkan di beberapa toko sampai menggantungkan produknya disana sini. Walau terkesan 'padat' tapi bagi sebagian konsumen yang mementingkan kelengkapan maka keuntungan bagi toko yang mempraktekkan ini. Namun jelas perlu ketelitian dalam menentukan pencahayaan agar tetap terjaga dengan baik. Jangan karena mengharapkan terlihat lengkap dan padat, toko kita jadi gelap. Juga mengenai kenyamanan konsumen berbelanja.

2. Adanya impulse buying

Impulse buying adalah pembelian suatu produk yang dilakukan oleh konsumen yang tidak diniatkan sebelumnya. Contoh paling sederhana adalah ketika kita ke supermarket, maka jumlah barang yang kita beli dengan yang ada di daftar pembelanjaan biasanya berbeda :). Ya karena disana selain karena barang yang akhirnya dibeli kelupaan dimasukkan kedalam list sebelumnya maka lebihnya adalah karena efek impulse buying. Bisa karena gara2 anak merengek karena kita melewati rak maenan yang atraktif atau karena kita sendiri tergiur oleh bau roti yang menyengat atau adanya diskon besar untuk pembelian paket kecantikan.

3. Pemilahan barang dan display

Dengan memamerkan semua barang kita jadi tau mana barang yang fast moving dan mana yang slow. Sehingga kita bisa mengatur display yang tepat. Yang slow diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan atraktif sedangkan yang fast bisa diletakkan di tempat lain yang walau sedikit tersembunyi tapi konsumen biasanya langsung tanya tanpa perlu melihat dulu produk yang diinginkan di display. Kita juga bisa langsung mendapatkan hasil tes pasar, mana barang yang laku dan mana yang tidak sehingga yang laku bisa segera dibuat repeat order ke supplier dan yang kurang laku diminimalkan pembeliannya, agar peluru alias modal berputar kita terjaga.

Tapi memang sih agar toko terlihat lengkap berkaitan dengan modal :). Tulisan ini mungkin terkhusus bagi yang punya barang banyak tapi tidak atau belum semuanya terdisplay. Mungkin dengan alasan seperti telah disampaikan, tokonya bermodel distro atau butik.

Klo di toko saya maka hampir semua sisi dinding sudah penuh dengan display produk, hanya saja masih direncanakan untuk menggantungkan beberapa produk perlengkapan bayi di pojok agar lebih terlihat lengkap. Ini juga salah satu strategi untuk lebih mengangkat jenis produk ini agar menjadi perhatian konsumen.

Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post