Empati


Assalamu'alaikum wr. wb.

Tsunami.
Gempa.
Angin puting beliung.
Tanah longsor.
Banjir.

Itulah yang terjadi dan dialami oleh saudara2 kita saat ini. Bencana alam yang silih berganti, kerugian materi dan imateril bahkan nyawa. Mereka butuh bantuan, butuh uluran tangan, butuh perhatian ... dan empati.

Dalam buku Social Psychology karangan Robert A Baron dinyatakan : empati adalah kemampuan seseorang untuk bereaksi terhadap emosi negatif atau positif orang lain seolah-olah emosi itu dialami sendiri

Empati beda dengan simpati. Simpati bisa dikatakan sebagai perasaan peduli dengan perasaan orang lain tapi simpati tidak sedalam empati. Dengan simpati kita belum dikatakan bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Contoh : saat melihat rekan sedang limbung bisnisnya kita bersimpati dengan menunjukkan kepedulian menanyakan alasan kebangkrutannya tapi kita belum bisa sepenuhnya merasakan kepedihannya.

Atau ketika terjadi bencana kita bersimpati dengan menyatakan kesedihan namun akan menjadi empati sesungguhnya ketika kita tidak merayakan tahun baru dengan glamor dan foya2 contohnya, karena kita benar2 berusaha memahami perasaan saudara2 kita yang sedang terkena bencana. Akan lebih baik lagi jika kita melakukan kerja nyata dalam memberikan bantuan.

Empati bahkan lebih powerfull jika kita pernah mengalami kejadian yang sama atau minimal orang terdekat dengan kita. Contoh kita berempati dengan korban banjir karena orang tua atau rekan dekat pernah mengalami dan kita ikut dalam penangannya. Walau begitu empati tidak harus pernah kita alami sendiri.

Melatih Empati

1. Muai dari diri sendiri
Kalau kita mengalami perasaan positif atau negatif, segera rekam. Bisa dengan menulis diari atau saat ini yang populer dengan menulis di blog. Satu sisi kita bisa membuka kembali rekaman tersebut ketika ada seseorang yang mengalami hal yang sama dan sisi lainnya rekaman itu bisa berguna bagi orang lain yang membacanya ketika ia mengalami hal yang sama sehingga diharapkan bisa sedikit membantu

2. Dengar curhat
Biasakan mendengarkan curhatan atau cerota orang sampai habis dan penuh perhatian. Semakin banyak mendengar cerita, masalah dan perasaan orang lain maka perasaan kita akan semakin kaya dan pada akhirnya bisa semakin tau cara memahami masalah dan perasaan orang lain.

3. Kalah kejadian sama saya
Coba untuk membayangkan apa yang bakal kita rasakan kalau mengalami satu perasaan atau kondisi yang sedang dialami orang lain. Dengan begitu akan muncul emosi yang sama baik positif maupun negatif entah itu marah, sedih, gembira. Memposisikan diri kita dalam posisi orang lain.

Lakukan Agar Nyata Bahwa Kita Ber-empati

1. Apa akibatnya
Coba pikirkan perilaku dan perkataan kita ke orang lain sebelum kita melakukannya atau mengucapkannya. Apakah akan menyakitinya, apakah cukup bijak dll.

2. Adil
Jangan menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri malasa atau tidak melakukannya. Misal menyuruh orang lain untuk berjualan door to door padahal kita sendiri malas melakukannya, maka jangan menyuruh seperti itu.

3. Kasih bantuan
Bari aksi nyata dengan menanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu seseorang. Jika tidak bisa memberikan apa yang diminta cari alternatif lain atau menanyakan apakah ada orang lain yang juga bisa ikut membantu.

Marilah kita asah selalu rasa empati kita. Bukan bermaksud riya bahwa kita telah memilikinya dan kita berjiwa sok sosial namun siapa tau suatu saat kitalah yang mengalami posisi yang sama sulitnya dan tanpa disangka karena kita sudah ber-empati maka akan ada yang ber-empati balik tanpa kita harapkanpun.

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post