Assalamu'alaikum wr. wb.
"Updet donk pak (blognya)" bunyi di shoutbox dari mbak Doris.
"Pak lagi sibuk yo ? Koq postingane gak ketok2 (muncul2) ?" sms dari sahabat saya pak Hadi pada pukul 00:56 tadi pagi.
Terima kasih atas segala perhatian rekan2 baik via call, sms atau email. Alhamdulillah akhirnya saya bisa hadir kembali ke dunia ini, loh emang kemana aja ? dari alam gaib apa ? hehe. Selama beberapa hari terakhir ini saya melakukan : take a break.
Ada dua hal alasan dan tujuan saya harus 'take a break'.
1. Terapi
Ya, akhirnya saya memerlukan istirahat yang cukup demi kesehatan. Selama beberapa hari kemarin saya melakukan terapi kesehatan ke pantai Anyer. Kebetulan memanfaatkan fasilitas cottage yang dimiliki adik dari kantornya dan kebetulan lagi mertuanya yang ahli terapis kesehatan, sehingga semuanya klop. Emang saya sakit apa sih ?
Tanpa bermaksud menceritakan hal negatif harus saya akui bahwa saya penderita asma yang cukup akut. Bahkan ketika dilahirkan saya telah divonis memiliki kelainan pada paru2 yang pada akhirnya mengakibatkan saya mudah terserang asma. Sejak kecil secara rutin hampir sebulan sekali saya diajak pergi ke tepi pantai Ancol demi menjalani terapi, pun juga berenang, mandi cahaya matahari pagi, terapi alternatif dll. Bahkan saya pernah mengkonmsumi hal2 yang mungkin bagi sebagian orang tidak umum jika dikatakan sebagai makanan :). Sayapun saat ini mulai menggunakan inhaler yaitu semacam alat pelega pernapasan secara instan jika terjadi serangan. Hingga kini terapi ke pantai masih dilakukan namun untuk pergi ke Ancol sudah agak jarang karena kesibukan dan kondisi pantainya yang sudah mengenaskan. Akhirnya Anyer-lah yang menjadi pilihan terdekat selanjutnya.
Kenyataan ini akhirnya mempengaruhi pola asuh dan pendidikan dari orang tua. Bisa dikatakan mereka menerapkan apa yang saya pahami sebagai 'over-protected'. Saya tumbuh menjadi orang yang introvert, kurang bisa bersosialisasi, kurang berani menerima tantangan baik fisik maupun mental. Saya tidak bermaksud menyalahkan pola asuh yang diberikan, toh mereka pasti melakukannya karena rasa cinta yang dalam.
Alhamdulillah, saya ikhlas menerima apa yang telah, sedang dan akan diberikan Allah SWT, apapun itu. Hikmahnya, dengan semua ini saya menjadi orang yang teramat bersyukur atas segala rizki dan nikmat segarnya udara dan pernapasan.
2. Evaluasi Diri
Inilah alasan terbesar saya untuk 'take a break'. Saya ingin melakukan evaluasi diri, ingin muhasabah. Apakah saya telah menemukan jati diri sebenarnya ? Apakah langkah2 selama ini telah sesuai dan searah dengan tujuan pencapaian impian ? Apakah saya tidak fokus terhadap target ? Apakah saya telah melanggar komitmen yang telah dibuat ? Apakah saya sudah cukup keras berusaha ? Apakah saya bukan sekedar mencari-cari alasan atas semua hambatan, rintangan dan kekurangan yang ada ?
Saya memang telah memilih jalan yang ingin saya tempuh. Namun ternyata pilihan itu harus sedikit terganjal dengan waktu karena saya belum bisa meyakinkan orang2 tercinta yang harus saya ajak naik kedalam kapal baru untuk mencapai pulau impian. Memang saya telah melakukan tindakan untuk mencapai impian tersebut, namun rasanya skala dan hasilnya masih terlalu kecil dan belum bisa dijadikan pembuktian kepada mereka. Padahal selama ini mereka tergantung pada apa yang saat ini menjadi pegangan saya. Saya adalah seorang nahkoda kapal yang unik karena selain kapal sendiri maka ada dua kapal lagi yang menambatkan talinya dibawah kendali saya.
Akhir2 ini bahkan saya mengalami lagi hal ketika salah satu sahabat saya berhasil menjalankan komitmennya : ya, saya menggigil. Saya menggigil begitu hebat karena pertentangan batin yang dahsyat. Menentukan pilihan jalan lain dan telah bertindak terhadap pilihan itu saja sudah begitu mengguncang segenap sendi tubuh ini, apalagi kini ketika dihadapkan pada komitmen terbesar dalam hidup dan kehidupan.
Namun demikian saya tidak ingin menjadikan semua hambatan ini sebagai BED (Blame-Excuse-Denial). Saya tidak ingin berada dalam sisi victim, saya harus berada di sisi viktor. Sayalah yang bisa mengendalikan pilihan saya. Mungkin memang benar ada yang salah dalam langkah yang telah saya tempuh, ada yang kurang. Dan saya harus segera merubahnya. Untuk itu mohon kesediaannya memberikan doa agar setiap apa yang saya lakukan mendapat berkah sehingga impian2 yang telah tercanangkan segera dapat terwujud, secepatnya.
Tetap semangat !
Wassalam.
-Eko June-
NB : Klo ada info2 mengenai produk kesehatan yang berkenaan dengan penyakit asma, monggo diinfokan :). Jangan terlalu banyak produk MLM ya, karena saya juga sudah mencoba hampir semuanya ! hehe.
"Updet donk pak (blognya)" bunyi di shoutbox dari mbak Doris.
"Pak lagi sibuk yo ? Koq postingane gak ketok2 (muncul2) ?" sms dari sahabat saya pak Hadi pada pukul 00:56 tadi pagi.
Terima kasih atas segala perhatian rekan2 baik via call, sms atau email. Alhamdulillah akhirnya saya bisa hadir kembali ke dunia ini, loh emang kemana aja ? dari alam gaib apa ? hehe. Selama beberapa hari terakhir ini saya melakukan : take a break.
Ada dua hal alasan dan tujuan saya harus 'take a break'.
1. Terapi
Ya, akhirnya saya memerlukan istirahat yang cukup demi kesehatan. Selama beberapa hari kemarin saya melakukan terapi kesehatan ke pantai Anyer. Kebetulan memanfaatkan fasilitas cottage yang dimiliki adik dari kantornya dan kebetulan lagi mertuanya yang ahli terapis kesehatan, sehingga semuanya klop. Emang saya sakit apa sih ?
Tanpa bermaksud menceritakan hal negatif harus saya akui bahwa saya penderita asma yang cukup akut. Bahkan ketika dilahirkan saya telah divonis memiliki kelainan pada paru2 yang pada akhirnya mengakibatkan saya mudah terserang asma. Sejak kecil secara rutin hampir sebulan sekali saya diajak pergi ke tepi pantai Ancol demi menjalani terapi, pun juga berenang, mandi cahaya matahari pagi, terapi alternatif dll. Bahkan saya pernah mengkonmsumi hal2 yang mungkin bagi sebagian orang tidak umum jika dikatakan sebagai makanan :). Sayapun saat ini mulai menggunakan inhaler yaitu semacam alat pelega pernapasan secara instan jika terjadi serangan. Hingga kini terapi ke pantai masih dilakukan namun untuk pergi ke Ancol sudah agak jarang karena kesibukan dan kondisi pantainya yang sudah mengenaskan. Akhirnya Anyer-lah yang menjadi pilihan terdekat selanjutnya.
Kenyataan ini akhirnya mempengaruhi pola asuh dan pendidikan dari orang tua. Bisa dikatakan mereka menerapkan apa yang saya pahami sebagai 'over-protected'. Saya tumbuh menjadi orang yang introvert, kurang bisa bersosialisasi, kurang berani menerima tantangan baik fisik maupun mental. Saya tidak bermaksud menyalahkan pola asuh yang diberikan, toh mereka pasti melakukannya karena rasa cinta yang dalam.
Alhamdulillah, saya ikhlas menerima apa yang telah, sedang dan akan diberikan Allah SWT, apapun itu. Hikmahnya, dengan semua ini saya menjadi orang yang teramat bersyukur atas segala rizki dan nikmat segarnya udara dan pernapasan.
2. Evaluasi Diri
Inilah alasan terbesar saya untuk 'take a break'. Saya ingin melakukan evaluasi diri, ingin muhasabah. Apakah saya telah menemukan jati diri sebenarnya ? Apakah langkah2 selama ini telah sesuai dan searah dengan tujuan pencapaian impian ? Apakah saya tidak fokus terhadap target ? Apakah saya telah melanggar komitmen yang telah dibuat ? Apakah saya sudah cukup keras berusaha ? Apakah saya bukan sekedar mencari-cari alasan atas semua hambatan, rintangan dan kekurangan yang ada ?
Saya memang telah memilih jalan yang ingin saya tempuh. Namun ternyata pilihan itu harus sedikit terganjal dengan waktu karena saya belum bisa meyakinkan orang2 tercinta yang harus saya ajak naik kedalam kapal baru untuk mencapai pulau impian. Memang saya telah melakukan tindakan untuk mencapai impian tersebut, namun rasanya skala dan hasilnya masih terlalu kecil dan belum bisa dijadikan pembuktian kepada mereka. Padahal selama ini mereka tergantung pada apa yang saat ini menjadi pegangan saya. Saya adalah seorang nahkoda kapal yang unik karena selain kapal sendiri maka ada dua kapal lagi yang menambatkan talinya dibawah kendali saya.
Akhir2 ini bahkan saya mengalami lagi hal ketika salah satu sahabat saya berhasil menjalankan komitmennya : ya, saya menggigil. Saya menggigil begitu hebat karena pertentangan batin yang dahsyat. Menentukan pilihan jalan lain dan telah bertindak terhadap pilihan itu saja sudah begitu mengguncang segenap sendi tubuh ini, apalagi kini ketika dihadapkan pada komitmen terbesar dalam hidup dan kehidupan.
Namun demikian saya tidak ingin menjadikan semua hambatan ini sebagai BED (Blame-Excuse-Denial). Saya tidak ingin berada dalam sisi victim, saya harus berada di sisi viktor. Sayalah yang bisa mengendalikan pilihan saya. Mungkin memang benar ada yang salah dalam langkah yang telah saya tempuh, ada yang kurang. Dan saya harus segera merubahnya. Untuk itu mohon kesediaannya memberikan doa agar setiap apa yang saya lakukan mendapat berkah sehingga impian2 yang telah tercanangkan segera dapat terwujud, secepatnya.
Tetap semangat !
Wassalam.
-Eko June-
NB : Klo ada info2 mengenai produk kesehatan yang berkenaan dengan penyakit asma, monggo diinfokan :). Jangan terlalu banyak produk MLM ya, karena saya juga sudah mencoba hampir semuanya ! hehe.