Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kadang saya bingung dengan urusan romantisme ini. Bagaimanakah suatu sikap atau perbuatan disebut romantis ? Dan apakah standar romantis setiap orang berbeda ? Mencium istri 10 x sehari bagi orang lain mungkin ’romantissss bangetsss siiihh’ ... klo menurut saya udah jadi kebiasaan aja wong butuh hehe atau jangan2 bagi sebagian orang lain akan bilang ’ihh kayak gak ada kerjaan aja’ ... bingung kan ?
Kata istri ada orang lain yang bilang (setelah ia cerita) bahwa apa yang saya lakukan dengan selalu bangun malam hari setiap kali anak minta susu dan membuatkannya adalah tindakan romantis karena dianggap tidak ingin mengganggu istri yang kelelahan seharian bekerja di rumah.
Walau benar itu salah satu alasannya tapi juga karena saya suka aja mendengar rengekan mahluk mungil yang minta susu, seperti menegaskan bahwa saya dibutuhkan kasih sayangnya. Dan saya dengan haru melihat mahluk mungil itu ngedot dengan mata terpejam dan gerakan mulutnya yang lucu. Indahnya anugerah Allah SWT. Setelah puas melihatnya saya mengecup 6 titik di wajahnya dan tidur kembali.
Kakak ipar malah bilang blak2-an bahwa ia iri melihat kami masih mau bergandengan tangan diantara riuhnya anak2 ketika kedua keluarga kami jalan2 ke Gelanggang Samudera. Waduh, masa udah nikah malah gak mau gandengan tangan sih ?. Saya sendiri tidak mengatakan bahwa saya selalu ’tampak tampil romantis’, selain karena bagi saya biasa saja, kadang ada juga saat dimana istri mengingatkan jika ada hal yang dianggapnya romantis yang belum pernah saya lakukan hehe.
Kata orang tindakan romantis dari seorang pria menduduki puncaknya tatkala ia sedang PDKT alias pendekatan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Ia akan melakukan apa saja. Mulai dari pemberian bunga, coklat atau boneka (standar ya hehe) hingga mengajaknya ke resto atau tempat yang bernuansa romantis sampai berhenti (kadang sementar) kebiasaan yang dianggap buruk seperti merokok atau tampil sembarangan. Lalu tindakan romantis ini semakin menurun baik secara kuantitas maupun kualitas ketika sudah menikah. Apa iya ?
Rasulullah SAW adalah seorang figur manusia yang paripurna. Sudah sangat lengkap semua model manusia yang dianggap terbaik kita bisa temukan dalam diri beliau. Seorang Nabi besar, seorang pemimpin negara yang hebat, seorang jendral militer yang karismatik, seorang suami, ayah dan kakek yang dicintai istri, anak dan cucu, seorang pengusaha sukses, seorang hakim yang adil dll. Sehingga darinya kita bisa memetik pelajaran dan mengikutinya.
Untuk urusn romantis, inilah sekelumit romantisme yang diajarkan Rasulullah SAW.
”Bahwasanya Nabi SAW duduk di sisi unta beliau. Kemudian beliau berlutut, lalu istri beliau meletakkan kakinya di atas lutut Nabi SAW hingga naik ke atas unta” (Bukhari dan Imam Muslim).
Bayangkan !. Seorang Nabi besar umat Islam mau berlutut demi menjaga agar istrinya bisa naik unta dengan aman. Klo jaman sekarang mungkin kita membukakan pintu rumah, mobil atau apapun untuk istri ketika akan memasukinya.
”Aisyah berkata,’Rasulullah SAW menciumku, kemudian beliau pergi (ke mesjid) untuk shalat tanpa memperbarui wudhu” (Ibnu Majah).
Sangatlah indah klo setiap kali suami akan pergi mencium istrinya terlebih dahulu, baik farewell kiss (ketika akan pergi) maupun welcoming kiss (ketika kembali).
Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk melakukan berbagai kegiatan berdua antara suami istri agar selalu tercipta keakraban dan kemesraan. Contohnya :
”Aisyah berkata,’Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan minuman kepada Nabi SAW (dari bejana yang sama), dimana beliau menempelkan mulutnya persis di tempat bekas aku minum, lalu beliau minum. Pernah juga aku makan daging kemudian aku memberikannya kepada Nabi SAW dan beliau meletakkan mulutnya pada bekas mulutku” (Imam Muslim).
Makan sepiring berdua. Yap, itu sudah diajarkan oleh Nabi lama sekali. Juga bukan berarti sedang kesulitan ekonomi :) tapi menunjukkan keakraban. Tidak lupa menyuapi istri. ”Sesungguhnya apapun yang kami nafkahkan, maka itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu” (Bukhari).
Selain makan sepiring berdua, juga mandi bersama. ”Aisyah ra berkata,’Aku mandi bersama Rasulullah SAW dalam satu bejana” (Muslim). Jalan2 (refreshing) berdua, titipkan anak kepada orang lain dan ciptakan suasana ’hanya kita berdua’ juga diajarkan Rasulullah SAW. Berpelukan di saat tidur. Berlemah lembut dan menemani istri yang sakit.
”Nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Dan beliau akan menjadi orang yang sangat lembut dan paling banyak menemani ketika istrinya sedang mengadu dan sakit” (Bukhari).
Bagi istri, romantisme yang diajarkan adalah menyisir rambut suami, menebarkan parfum ke badan suami, termasuk tidak mau pergi keluar rumah atau menerima tamu tanpa didampingi atau seijin suaminya.
Mungkin bagi sebagian dari kita akan mengatakan ’tidak ada waktu’ atau ’terlalu sibuk’ untuk melakukan itu semua dan menganggapnya sebagai hal yang remeh. Tapi justru yang sering dianggap remehlah yang sebenarnya adalah tindakan romantis.
Kita tidak perlu menjanjikan jalan2 ke Prancis agar bisa dikatakan romantis, atau menyiapkan pesta ulang tahun yang ’wah’ agar disebut romantis. Cukup lakukan tindakan kecil yang agak kreatif dan kadang spontan.
Wah jadi pengen buru2 pulang ke rumah nih, mempraktekkan romantisme ala Rasulullah SAW huehehehe.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Ekojune -
Kadang saya bingung dengan urusan romantisme ini. Bagaimanakah suatu sikap atau perbuatan disebut romantis ? Dan apakah standar romantis setiap orang berbeda ? Mencium istri 10 x sehari bagi orang lain mungkin ’romantissss bangetsss siiihh’ ... klo menurut saya udah jadi kebiasaan aja wong butuh hehe atau jangan2 bagi sebagian orang lain akan bilang ’ihh kayak gak ada kerjaan aja’ ... bingung kan ?
Kata istri ada orang lain yang bilang (setelah ia cerita) bahwa apa yang saya lakukan dengan selalu bangun malam hari setiap kali anak minta susu dan membuatkannya adalah tindakan romantis karena dianggap tidak ingin mengganggu istri yang kelelahan seharian bekerja di rumah.
Walau benar itu salah satu alasannya tapi juga karena saya suka aja mendengar rengekan mahluk mungil yang minta susu, seperti menegaskan bahwa saya dibutuhkan kasih sayangnya. Dan saya dengan haru melihat mahluk mungil itu ngedot dengan mata terpejam dan gerakan mulutnya yang lucu. Indahnya anugerah Allah SWT. Setelah puas melihatnya saya mengecup 6 titik di wajahnya dan tidur kembali.
Kakak ipar malah bilang blak2-an bahwa ia iri melihat kami masih mau bergandengan tangan diantara riuhnya anak2 ketika kedua keluarga kami jalan2 ke Gelanggang Samudera. Waduh, masa udah nikah malah gak mau gandengan tangan sih ?. Saya sendiri tidak mengatakan bahwa saya selalu ’tampak tampil romantis’, selain karena bagi saya biasa saja, kadang ada juga saat dimana istri mengingatkan jika ada hal yang dianggapnya romantis yang belum pernah saya lakukan hehe.
Kata orang tindakan romantis dari seorang pria menduduki puncaknya tatkala ia sedang PDKT alias pendekatan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Ia akan melakukan apa saja. Mulai dari pemberian bunga, coklat atau boneka (standar ya hehe) hingga mengajaknya ke resto atau tempat yang bernuansa romantis sampai berhenti (kadang sementar) kebiasaan yang dianggap buruk seperti merokok atau tampil sembarangan. Lalu tindakan romantis ini semakin menurun baik secara kuantitas maupun kualitas ketika sudah menikah. Apa iya ?
Rasulullah SAW adalah seorang figur manusia yang paripurna. Sudah sangat lengkap semua model manusia yang dianggap terbaik kita bisa temukan dalam diri beliau. Seorang Nabi besar, seorang pemimpin negara yang hebat, seorang jendral militer yang karismatik, seorang suami, ayah dan kakek yang dicintai istri, anak dan cucu, seorang pengusaha sukses, seorang hakim yang adil dll. Sehingga darinya kita bisa memetik pelajaran dan mengikutinya.
Untuk urusn romantis, inilah sekelumit romantisme yang diajarkan Rasulullah SAW.
”Bahwasanya Nabi SAW duduk di sisi unta beliau. Kemudian beliau berlutut, lalu istri beliau meletakkan kakinya di atas lutut Nabi SAW hingga naik ke atas unta” (Bukhari dan Imam Muslim).
Bayangkan !. Seorang Nabi besar umat Islam mau berlutut demi menjaga agar istrinya bisa naik unta dengan aman. Klo jaman sekarang mungkin kita membukakan pintu rumah, mobil atau apapun untuk istri ketika akan memasukinya.
”Aisyah berkata,’Rasulullah SAW menciumku, kemudian beliau pergi (ke mesjid) untuk shalat tanpa memperbarui wudhu” (Ibnu Majah).
Sangatlah indah klo setiap kali suami akan pergi mencium istrinya terlebih dahulu, baik farewell kiss (ketika akan pergi) maupun welcoming kiss (ketika kembali).
Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk melakukan berbagai kegiatan berdua antara suami istri agar selalu tercipta keakraban dan kemesraan. Contohnya :
”Aisyah berkata,’Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu dalam keadaan haid. Kemudian aku memberikan minuman kepada Nabi SAW (dari bejana yang sama), dimana beliau menempelkan mulutnya persis di tempat bekas aku minum, lalu beliau minum. Pernah juga aku makan daging kemudian aku memberikannya kepada Nabi SAW dan beliau meletakkan mulutnya pada bekas mulutku” (Imam Muslim).
Makan sepiring berdua. Yap, itu sudah diajarkan oleh Nabi lama sekali. Juga bukan berarti sedang kesulitan ekonomi :) tapi menunjukkan keakraban. Tidak lupa menyuapi istri. ”Sesungguhnya apapun yang kami nafkahkan, maka itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu” (Bukhari).
Selain makan sepiring berdua, juga mandi bersama. ”Aisyah ra berkata,’Aku mandi bersama Rasulullah SAW dalam satu bejana” (Muslim). Jalan2 (refreshing) berdua, titipkan anak kepada orang lain dan ciptakan suasana ’hanya kita berdua’ juga diajarkan Rasulullah SAW. Berpelukan di saat tidur. Berlemah lembut dan menemani istri yang sakit.
”Nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Dan beliau akan menjadi orang yang sangat lembut dan paling banyak menemani ketika istrinya sedang mengadu dan sakit” (Bukhari).
Bagi istri, romantisme yang diajarkan adalah menyisir rambut suami, menebarkan parfum ke badan suami, termasuk tidak mau pergi keluar rumah atau menerima tamu tanpa didampingi atau seijin suaminya.
Mungkin bagi sebagian dari kita akan mengatakan ’tidak ada waktu’ atau ’terlalu sibuk’ untuk melakukan itu semua dan menganggapnya sebagai hal yang remeh. Tapi justru yang sering dianggap remehlah yang sebenarnya adalah tindakan romantis.
Kita tidak perlu menjanjikan jalan2 ke Prancis agar bisa dikatakan romantis, atau menyiapkan pesta ulang tahun yang ’wah’ agar disebut romantis. Cukup lakukan tindakan kecil yang agak kreatif dan kadang spontan.
Wah jadi pengen buru2 pulang ke rumah nih, mempraktekkan romantisme ala Rasulullah SAW huehehehe.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Ekojune -