Pengusaha = Pelit ?

Assalamu'alaikum wr. wb.

"Kita jadi orang pelit gak sih sekarang ?" ... itulah pertanyaan saya ke istri tempo hari.

Memang, sejak memiliki usaha banyak sekali perubahan dalam hidup kami. Lebih memiliki banyak teman, lebih percaya bawa rejeki benar-benar ada di tangan-Nya, lebih meningkat ketrampilan dalam hal negosiasi, keberanaian action, silahturahmi dll.

Dan lebih hemat.

Dulu, hari Sabtu dan Minggu biasanya adalah hari BBM, Buang-Buang Money :). Kini, Sabtu-Minggu justru adalah hari dimana omset paling tinggi setiap minggunya di toko. Sabtu dan Minggu kini adalah hari BBM juga, Bikin-Bikin Money :).

Dulu, ada kelebihan uang sedikit mikir beli apa lagi ya. HP udah rada ketinggalan jaman nih, kayaknya punya microwave asik juga, udah lama juga gak berenang di Lippo Cikarang. Kini, uang 700 ribu aja daripada buat tuker-tambah beli HP baru mendingan buat nambah modal atau ngecat toko atau bikin brosur deh :).

Terlebih sekarang dengan adanya kenaikan BBM, wah level pola hidup hemat kami makin naik.

Sekarang, kulakan klo belinya cuma satu karung, naek Mio tercintah aja deh daripada naik mobil. Jika naek mobil selain bensin, belum tol, belum parkir plus macetnya, udah gitu klo harus mampir ke Kid's Wear-nya mas Anto di ITC Kuningan, ampun nyari parkirannya !. Lumayan kan klo hemat bisa memotong cost dan memperbanyak margin :).

Udah gitu klo naek motor, ini kata istri loh, bisa pelukan ... uhuyyy :).

Sekarang juga udah lebih sering naik sepeda klo berangkatnya sendiri, dititipkan di penitipan di dekat pintu tol lalu naik kendaraan umum, jaraknya 3 km lah dari rumah. Hemat ongkos dapet, sehat dapet. Biar juga dibilang mendukung program Green Nation dah, stop global warming !.

Tapi lalu ya itu jadi terpikir, kita ini emang hemat atau pelit sih ?. Apakah setelah punya usaha, memberikan jatah bulanan ke orang tua masih tetap atau malah berkurang ? Apakah dengan semakin naiknya omset sejalan dengan meningkanya ZIS ? Alhamdulillah jika tidak berubah ya, syukur-syukur malah tambah. Tetap percayalah pada slogan : semakin anda menberi, akan semakin banyak menerima.

Saya jadi teringat akan sebuah buku mengenai seni dagang orang Cina. Mereka akan pelit atau hemat terhadap diri sendiri tapi akan royal terhadap orang lain.

Dalam arti mereka akan berupaya menekan biaya jika itu terkait dengan hidup sendiri, apalagi jika usahanya memang baru mulai atau merintis. Sudah cukup sering kita dengar kabar bahwa rekan-rekan kita itu akan rela makan seadanya, seperti bubur, selama usahanya belum maju.

Namun sebaliknya, untuk menarik perhatian pelanggan biasanya mereka royal, baik dalam promosi maupun melengkapi fasilitas. Mereka akan royal dalam membayar hutang ke supplier demi meraih kepercayaan.

Ini yang penting. Jangan kita bilang ke orang tua bahwa jatah uang belanja bulanan akan diturunkan karena alasan tersembunyi untuk nambah modal usaha tapi ternyata gaya hidup kita makin wah.

Sekarang, kita mendapatkan momentum untuk melakukan penghematan, mumpung pas BBM lagi naik. Agar penghematan yang kita lakukan memang dalam rangka itu, bukan karena dikira pelit.

Jadi ... pelitlah eh hematlah !. :)

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post