Sebuah Kisah : Re-resign

Assalamu'alaikum wr. wb.

Warning : gak, gak ada warning sebenarnya, cuma iseng aja hehe.

Arjuna deg2-an sekali ketika maju ke panggung. Ia berdiri bersama para sahabatnya. Ada pak Hadi, pak Faif, pak Teguh, mbak Roess, Anria dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per-satu.

'Ya Allah, inilah bentuk niatan hamba kepada-Mu. Dekatkanlah jika itu baik bagiku dan jauhkanlah jika buruk bagiku.' Doa Arjuna saat itu.

Waktupun berlalu dengan cepat. Satu tahun berlalu dengan perkembangan usaha miliknya yang terus berkembang walau tidak secepat sahabat2-nya. Arjuna sangat menikmati prosesnya. Ia dan istri adalah tipe yang tidak mau berhutang, walau dikatakan sebagai sebuah leverage. Itulah mungkin sebab usahanya berjalan seadanya.

Di luar terdengar kabar menyedihkan. Beberapa member yang memutuskan resign tidak semulus dugaan semula. Ada yang lalu gagal, bahkan kegagalan yang cukup berat karena meninggalkan hutang besar. Disinyalir ada yang kurang dalam penerapan ajaran di komunitas bisnis yang ia ikuti, kurang lengkap.

Founder pada sisi ini ada sedikit merasa bertanggungjawab. Mungkin ada yang kurang dalam menerapkan kurikulum komunitas. Karena di komunitas sudah ada kurikulumnya. RBDSAPP. Jika ada salah satu yang hilang maka akan timpang. Apakah di Reasonnya ? Belief ? Dream ? Strategy ? Action ? Pray ? Atau Persistance ?. Plus ikut mastermind.

Wacana resign-pun mendapat penekanan lebih, bahwa semua harus bersikap bijak. Tidak bermaksud meng-'encourage' atau melemahkan semangat member yang ingin memajukan usahanya dengan cara resign dari pekerjaannya bagi yang masih ampbihi namun perlu pertimbangan lebih bijak. Mengambil hikmah dari berbagai kejadian.

Program Go Double dan Go Triple pun dicanangkan setiap tahunnya. Entah itu omset, jumlah karyawan dan toko dan lain sebagainya. Resign diharapkan menjadi sebuah efek dari kemajuan usaha. Jika target itu sudah tercapai, punya 30 cabang toko, 100 karyawan, zakat beratus juta, bisa jalan2 sementara usaha tetap jalan maka pilihan kembali jatuh ke tangan para member.

Arjuna pun memahami. Ada dua macam transformasi dari karyawan ke pengusaha. Satu yang menganut 'nyebur' langsung tanpa terlalu melihat persiapan yang ideal, istilahnya 'bakar kapal'. Asumsinya jika kita 'nyebur' langsung ke kolam maka secara naluriah dan otomatis kita akan berupaya berenang, ada dorongan survival. Banyak yang sukses dengan menganut model ini.

Satu lainnya lagi adalah yang memantapkan dulu usahanya dengan sebaik mungkin. Walau terlihat banyak pertimbangan dan perhitungan, namun mereka hanya ingin tranformasi berjalan 'smooth'. Beberapa teori dipaparkan termasuk usaha harus sudah memiliki net profit minimal 3-5 x gaji sekarang. Mereka berupaya agar usahanya sustain, stabil dulu. Banyak juga yang sukses dengan cara ini.

Keduanya bisa jadi benar. Karena sudah mampu melihat karakter diri masing2. Seperti panduan para founder, tidak ada yang salah atau benar dalam hal apapun di bisnis, entah itu strategi, model, cara, arah dan sebagainya.

Seperti halnya ada yang menyatakan hutang adalah mulia namun ada juga yang menolaknya. Ada yang setuju dengan bisnis cara instant, ada juga yang lebih mementingkan proses. Ada yang setujua dengan MLM ada yang tidak. Pada akhirnya, selama tidak mendzalimi orang lain dan sesuai aturan agama, its fine.

Semua memiliki wakil suksesnya masing2, jadi memang tidak ada yang salah maupun benar.

Arjuna, dalam posisinya sebagai aktifis di komunitas seringkali mendapat curhat dari para member walau ia sendiri tak merasa lebih hebat karena memang skala usahanya yang masih imut. Curhat baik mengenai usaha maupun keinginan untuk resign. Ia berupaya menjawabnya semampu yang pernah ia dengar dan dapatkan.

Arjuna tidak berani menyatakan dan menyarankan orang untuk tidak resign, karena takut jika itu berdampak tidak baik bagi hidupnya. Bagaimana jika ternyata seharusnya dengan resign ia sudah sukses luar biasa dan ia malah menghambatnya. Pun dengan sikap sebaliknya.

Arjuna tersenyum, ia ingat perkataan dari sang guru. 'Targetkan dalam dirimu untuk itu. Lakukan ikhtiar selalu, tiada henti. Dan akhirnya tunggulah saatnya, dengarkan sekelilingmu, nantikan dan dengarkan ketika gong berdentang. Gong yang menyatakan bahwa kamu siap untuk itu'.

Ah, Arjuna mendesah nafas panjang. Ya, ia akan segera menemui targetnya. Dan jika sudah saatnya tiba maka itu artinya ia telah re-resign. Resign untuk kedua kalinya.

Wassalam.

-Eko June-

www.jilbab-anak.com
http://ekojune.blogspot.com

1 Comments

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post