Indahnya Sinergi


Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Sudah baca Pillow Talk ? hehe.

Mohon maaf jika yang masih dibawah umur protes atas artikel tersebut. Sekedar intermezo melemaskan beberapa otot yang mungkin tegang atau pegal padahal belum sempat refleksi, kiriman doa bagi yang masih masuk angin *cling, ngelirik tukang koran.

Tulisan itu sebagian adalah penggambaran bahwa sinergi dengan pasangan harus terus dijaga dan dibina, walau usia pernikahan yang sudah lama. Saya pernah mendengar keluhan seorang rekan bahwa ia merindukan masa PDKT/ta'aruf dulu, dimana kemesraan masih berada dalam level tertingginya. Sekarang tidak ada kata mesra dari pasangan, hanya 'besok jaga toko yak, itu bumbu bebek di cek lagi'. Ini katanya loh :).

Urusan intensitas usaha yang kadang tinggi kerap kali melalaikan kita pada kewajiban, baik kepada keluarga, orang lain, apalagi kepada sang pencipta. Mereka juga memiliki hak pada diri kita dan memang apalagi ada hak yang terkait rejeki bagi yang membutuhkan.

Kembali kepada sinergi. Selain dengan istri kita juga akan menemukan dan memutuskan bentuk2 sinergi lainnya. Karena sejatinya kita akan selalu berhubungan dengan orang lain. Tapi lantas apa yang memutuskan kita untuk melakukan sinergi ?. Apa syarat terjadinya kolaborasi ?. Tolong beritahu karena memang sampai saat ini tidak ada bentuk format yang baku. Saya lebih suka bilang bahwa sudah menjadi takdirnya jika pada akhirnya seseorang bersinergi. Sudah kehendak-Nya.

Bersinergi dengan orang tua sendiri adalah bentuk sinergi lain yang saya alami selain bersama istri. Mengembangkan usaha bengkel dan keagenan/distribusi bersama Bapak. Dengan bapak mertua bersinergi mengembangkan ternak bebek dan kambing di Boyolali. Alhamdulillah kedua sinergi, dengan istri dan orangtua berjalan dengan baik hingga saat ini.

Dengan teman ?. Keagenan cireng bandung isi adalah hasil sinergi dengan seorang teman EU Jaksel, jilbab balita dengan rekan member TDA Bandung, dan juga dengan teman di Depok lalu Bekasi, mungkin nanti denga KPMI. Sinergi yang lintas lokasi, lintas komunitas :). Tak lupa untuk urusan sosial alhamdulillah sudah ada beberapa rekan yang telah, sedang dan akan bersinergi. Semua dalam rangka beribadah, menjalin hubungan antar manusia dan akhirnya bermuara pada harapan akan ridho dan berkah dari-Nya.

Lantas balik lagi, apa faktor yang menyebabkan kita bersinergi ?. Apa beneran gak ada format, rumus atau sedikit kisi2 ?. Ada yang bilang, seperti halnya mencari pasangan hidup maka diperlukan chemistry. Ada lagi yang bilang menjadi partner itu cari orang yang sudah 'tidur bareng'. Ini istilah untuk karena sudah begitu dekatnya hubungan diantaranya. Yang lain lagi bilang lebih baik menjadi teman setelah berbisnis daripada akhirnya berbisnis bareng yang berawal dari pertemanan.

Bagi saya balik lagi, semua sudah menjadi kehendak-Nya, tentu dari hasil ikhtiar kita. Betapa banyak kita saksikan sinergi dan kolaborasi yang tidak berjalan dengan mulus namun di sisi lain kita saksikan hasil sinergi yang berkembang dengan baik sehingga mampu memberika manfaat baik bagi pelaku sinergi maupun orang banyak.

Bagi saya juga, mendapat partner yang cocok seperti kita berkaca di cermin. Secara psikologi katanya, kadang tanpa disadari, kita akan mendapatkan seseorang yang akan menjadi pasangan/partner kita, kurang lebih sama dengan kita, baik itu sifatnya, karakteristiknya, tujuan hidupnya bahkan hingga ke fisiknya. Jangan heran jika kita seringkali mendengar ucapan begitu miripnya diantara sepasang suami-istri.

Dan, jika kita mau mendapatkan istri seperti Fatimah maka kita harus bersifat laksana Ali, pun sebaliknya. Teori cermin berlaku kembali. Ingin rasanya jadi personil yang punya nilai jual, sehingga dilirik oleh calon pasangan. Jadi pengusaha yang amanah agar mendapatkan partner, karyawan dan supplier yang amanah pula. Jadi pengusaha yang ulet dan pantang menyerah agar partner-nya pun demikian.

Kita akan menarik orang2 yang memiliki kesamaan dengan diri kita, entah apa.

Lantas apakah jika ingin mendapatkan partner orang sukses kita harus sukses dulu ?. Ya jelas tidak. Tapi mind-set orang sukses yang sudah bisa kita miliki. Khadijah sudah sukses, tapi karena mind-set dan perilaku Muhammad SAW yang amanah, jadilah pada akhirnya partner sejati. Amanah adalah salah satu faktor kesuksesan.

Ketimbang mengharap-harap dapat partner yang amanah, jujur, ramah, pantang menyerah, ulet, mau kerja keras, bertutur kata manis, tegas, disiplin, selalu berpikir positif, mau berbagi dan memberi serta baik hati, maka alangkah lebih baik kita segera bercermin : apakah kita sudah seperti itu ? :).

Sungguh banyak manfaat dari kuadrat S : sedekah, sholat, syukur, sabar, shaum, silahturahim, senyum, sinergi, sapa, salam, ada yang mau nambahin ?.

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

Wassalamu'alaikum warramatullahi wabarrakatuh

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post