Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Indahnya kehidupan adalah ketika kita bisa mengenal dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Senang rasanya mendapatkan pelajaran kehidupan yang begitu berharga, yang mungkin tidak kita dapatkan di bangku sekolah atau pendidikan resmi lainnya. Tak heran banyak orang2 yang berpendidikan cenderung rendah atau tidak berpendidikan sama sekali, adalah orang sukses kini. Mereka mendapatkan pendidikan dan pelajaran kehidupan yang penting bagi kehidupan itu sendiri.
Saya sendiri merasa bukanlah orang yang menutup diri terhadap pergaulan, bahkan mungkin cenderung aneh bagi sebagian orang. Sewaktu STM, alhamdulillah adalah aktivis rohis berupaya alim yang juga anggota geng nongkrong genjrang-genjreng yang juga member perpustakaan si kutu buku. Begitu beda antara satu pergaulan dengan lainnya menurut orang tapi bagi saya adalah suatu kebahagiaan tersendiri.
Kemarin, saya mendapatkan pelajaran berharga lainnya tentang kehidupan. Dalam kesempatan naek ojek dari gerbang tol Bekasi Timur ke rumah, menjadi kebiasaan saya untuk tidak mau kehilangan kesempatan berbincang. Pun ketika naik taksi, atau makan somay di pinggir jalan, atau bahkan ketika duduk di bis (itulah awal saya ketemu sama istri hahahahaha).
Si tukang ojek yang bisa saya tebak dengan tepat asalnya dari Semarang dari logat suaranya, bercerita tentang anak2nya yang tinggal di kampung sana. Obrolannya begitu berkualitas dan berilmu seperti mementingkan pendidikan anak2nya dan menyiapkan hingga kuliah mereka, tidak membiarkan anak2-nya menonton TV sejak maghrib dengan keharusan mengaji dan belajar hingga perbincangan mengenai keharusan bersyukur, menjaga harta halal yang didapatkan dsb. Subhanallah.
Dan yang menjadi suprise adalah bahwa beliau dulunya seorang pengusaha yang cukup sukses. Memiliki salah satu usaha lelang ikan di Muara Karang dengan 'bendera yang cukup tinggi', maksudnya usahanya cukup besar dan dikenal. Krisis tahun 1998 menyebabkan usahanya jatuh, selain juga karena hal2 lain. Lalu bekerja di sebuah perusahaan konstruksi, juga terbilang sukses, namun karena politik kantor hanya karena ia tidak ingin mendapat sogokan dari para supplier menyebabkan dirinya terpaksa keluar.
Beberapa kali saya sempat terdiam, merenung dan mengucap istighfar terhadap diri karena merasa mendapatkan masukan berharga. Sambil menyetir motornya ia bercerita bahwa bersyukur ketika dulu masih jaya sempat bela2-in membeli aset yang hingga kini masih ada yaitu rumah di kompleks dan motor yang digunakannya kini, bahkan dulu sempat memiliki mobil sendiri. Memang mungkin ada beberapa orang yang 'biar miskin asal kaya' dengan menceritakan kelebihan yang dimiliki untuk menutupi kekurangannya namun saya mampu meyakini bahwa apa yang diceritakannya begitu nyata dan apa adanya.
Sudah setahun ini ia tidak bekerja dan mengandalkan ojek sebagai profesinya, yang juga sekali lagi ia syukuri dari pergaulannya dulu dengan berbagai kalangan dan kelas ekonomi sehingga tidak kaget dan siap ketika dalam posisinya saat ini. Itupun menurut saya sangat istimewa karena ternyata memiliki banyak pelanggan tetap yang menghubunginya via HP ketika butuh bantuan, bahkan ketika kami baru tiba di rumah saya, beliau langsung mendapat panggilan dari pelanggannya. Luar biasa. Orang jujur memang akan senantiasa mujur :). Terima kasih atas pelajarannya.
Namun demikian saya perlu minta maaf kepada para tukang ojek yang selama ini mungkin saya anggap pemalas, kerjaaannya kebanyakan hanya nongkrong, tidak mau ditawari pekerjaan lain karena ngojek jauh lebih mudah, padahal beberapa cerita tadinya adalah pemilik tanah dari perumahan tempat ia mangkal dsb.
Ternyata, tidak semua tukang ojeeekkkk ... (notasi lagi Tidak Semua Laki-laki ciptaannya Leo Waldy).
Wassalamu'alaikum warahmatulahhi wabarakatuh.
-Eko June-
Chief Distribution Officer
085716006676 | YM : eko_juna | ekojune.com
onthespotcoffee.com | agencireng.com | jilbabbalita.com
facebook/twitter : ekojune
anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat
Indahnya kehidupan adalah ketika kita bisa mengenal dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Senang rasanya mendapatkan pelajaran kehidupan yang begitu berharga, yang mungkin tidak kita dapatkan di bangku sekolah atau pendidikan resmi lainnya. Tak heran banyak orang2 yang berpendidikan cenderung rendah atau tidak berpendidikan sama sekali, adalah orang sukses kini. Mereka mendapatkan pendidikan dan pelajaran kehidupan yang penting bagi kehidupan itu sendiri.
Saya sendiri merasa bukanlah orang yang menutup diri terhadap pergaulan, bahkan mungkin cenderung aneh bagi sebagian orang. Sewaktu STM, alhamdulillah adalah aktivis rohis berupaya alim yang juga anggota geng nongkrong genjrang-genjreng yang juga member perpustakaan si kutu buku. Begitu beda antara satu pergaulan dengan lainnya menurut orang tapi bagi saya adalah suatu kebahagiaan tersendiri.
Kemarin, saya mendapatkan pelajaran berharga lainnya tentang kehidupan. Dalam kesempatan naek ojek dari gerbang tol Bekasi Timur ke rumah, menjadi kebiasaan saya untuk tidak mau kehilangan kesempatan berbincang. Pun ketika naik taksi, atau makan somay di pinggir jalan, atau bahkan ketika duduk di bis (itulah awal saya ketemu sama istri hahahahaha).
Si tukang ojek yang bisa saya tebak dengan tepat asalnya dari Semarang dari logat suaranya, bercerita tentang anak2nya yang tinggal di kampung sana. Obrolannya begitu berkualitas dan berilmu seperti mementingkan pendidikan anak2nya dan menyiapkan hingga kuliah mereka, tidak membiarkan anak2-nya menonton TV sejak maghrib dengan keharusan mengaji dan belajar hingga perbincangan mengenai keharusan bersyukur, menjaga harta halal yang didapatkan dsb. Subhanallah.
Dan yang menjadi suprise adalah bahwa beliau dulunya seorang pengusaha yang cukup sukses. Memiliki salah satu usaha lelang ikan di Muara Karang dengan 'bendera yang cukup tinggi', maksudnya usahanya cukup besar dan dikenal. Krisis tahun 1998 menyebabkan usahanya jatuh, selain juga karena hal2 lain. Lalu bekerja di sebuah perusahaan konstruksi, juga terbilang sukses, namun karena politik kantor hanya karena ia tidak ingin mendapat sogokan dari para supplier menyebabkan dirinya terpaksa keluar.
Beberapa kali saya sempat terdiam, merenung dan mengucap istighfar terhadap diri karena merasa mendapatkan masukan berharga. Sambil menyetir motornya ia bercerita bahwa bersyukur ketika dulu masih jaya sempat bela2-in membeli aset yang hingga kini masih ada yaitu rumah di kompleks dan motor yang digunakannya kini, bahkan dulu sempat memiliki mobil sendiri. Memang mungkin ada beberapa orang yang 'biar miskin asal kaya' dengan menceritakan kelebihan yang dimiliki untuk menutupi kekurangannya namun saya mampu meyakini bahwa apa yang diceritakannya begitu nyata dan apa adanya.
Sudah setahun ini ia tidak bekerja dan mengandalkan ojek sebagai profesinya, yang juga sekali lagi ia syukuri dari pergaulannya dulu dengan berbagai kalangan dan kelas ekonomi sehingga tidak kaget dan siap ketika dalam posisinya saat ini. Itupun menurut saya sangat istimewa karena ternyata memiliki banyak pelanggan tetap yang menghubunginya via HP ketika butuh bantuan, bahkan ketika kami baru tiba di rumah saya, beliau langsung mendapat panggilan dari pelanggannya. Luar biasa. Orang jujur memang akan senantiasa mujur :). Terima kasih atas pelajarannya.
Namun demikian saya perlu minta maaf kepada para tukang ojek yang selama ini mungkin saya anggap pemalas, kerjaaannya kebanyakan hanya nongkrong, tidak mau ditawari pekerjaan lain karena ngojek jauh lebih mudah, padahal beberapa cerita tadinya adalah pemilik tanah dari perumahan tempat ia mangkal dsb.
Ternyata, tidak semua tukang ojeeekkkk ... (notasi lagi Tidak Semua Laki-laki ciptaannya Leo Waldy).
Wassalamu'alaikum warahmatulahhi wabarakatuh.
-Eko June-
Chief Distribution Officer
085716006676 | YM : eko_juna | ekojune.com
onthespotcoffee.com | agencireng.com | jilbabbalita.com
facebook/twitter : ekojune
anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat