Sekolah Orang Tua

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebagai manusia kita dituntut untuk belajar agar lebih mampu mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi ini. Sejak lahir hingga nanti berakhir, proses belajar akan terus terjadi, baik di sengajakan maupun tidak. Proses yang 'tidak disengajakan' seperti banyaknya pelajaran tentang kehidupan ketika kita menjalani kehidupan itu sendiri. Untuk yang 'dengan sengaja' jelas seperti pendidikan di sekolah untuk melengkapi kehidupan yang dijalani.

Namun ternyata ada hal2 yang sekiranya dan pada awalnya kita pikir adalah suatu bentuk pembelajaran yang tanpa disengajakan namun ternyata perlu dipelajari dengan sengaja. Belajar bangkit dari kegagalan adalah suatu bentuk pembelajaran kehidupan yang jarang kita temui di bangku sekolah, atau belajar berkomunikasi atau didapatnya kepercayaan diri ketika mengalami pembelajaran mengikuti suatu kontes umpamanya.

Gagal, komunikasi dan kepercayaan diri saat ini bahkan sudah ada 'sekolah'-nya yaitu dalam bentuk seminar dan buku 'Dare to Fail' lalu ada jurusan komunikasi atau public speaking dan ada kursus khusus bagaimana meningkatan rasa percaya diri.

Dalam kesempatan anjangsana ke negeri tetangga Malaysia, ketika naik kereta, di jalan samping rel melihat sebuah tulisan 'kursus kahwin'. Awalnya saya tersenyum dengen pemikiran 'kawin aja diajarin'. Tapi ternyata maksudnya adalah memberikan pengetahun pra-nikah, mengenai seluk beluk rumah tangga, pemahaman hak dan kewajinan sebagai suami-istri dsb.

Lalu saya juga menemukan 'sekolah menjadi orang tua'. Apa susahnya ya jadi orang tua ?. Mengapa diperlukan untuk belajar menjadi orang tua ?.

Link-nya bisa diklik disini : http://www.facebook.com/profile.php?id=1351797770

Walau saya belum berkesempatan mengikutinya namun rasanya bisa memahami bahwa memang menjadi orang tua itu tidak semudah yang dibayangkan. Selama menjalani kehidupan sebagai seorang ayah dari 3 orang putra-putri rasanya cukup memberikan gambaran terhadap hal tersebut. Apalagi jika dilengkapi menjadi 'bagaimana menjadi orang tua yang bisa mendidik anak kita menjadi anak yang soleh dan solehah'.

Putri sulung saya saat ini sudah berusia 9 tahun, sekolah 3 SD. Putra kedua berusia 6 tahun dan baru sekolah 1 SD. Sedangkan putri ketiga baru berusia 1 tahun di bulan Januari 2011 ini. Lengkap sudah rasanya memiliki putra-putri yang sehat, pintar, penurut dsb bagi kami.

Namun pada usia2 awal kehidupan mereka inilah sebenarnya tantangan-nya sudah dimulai. Menjadi tugas kami sebagai orang tua untuk memberikan landasan yang kokoh bagi kehidupan mereka kelak, dalam menghadapi dunia.

Dunia yang saat ini bisa dikatakan begitu maju, dalam segala hal dan bidang, seperti teknologi, komunikasi, sosial dsb. Yang semua hal itu memiliki sisi plus dan minusnya masing2. Tantangannya adalah bagaimana mereka bisa menyikapi kemajuan itu sambil tetap berpegang teguh pada landasannya seperti dalam hal ini agama.

Seperti kita ketahui, pembelajaran terbaik hingga saat ini adalah melalui keteladanan. Akan lebih mudah, walau juga tidak bisa dikatakan tidak sulit, jika kita mengajarkan kepada anak2 kita sesuatu yang kita pun telah melakukannya. Yang harus kita atau kami akui bahwa untuk hal itu masih merasakan jauh dari sempurna.

Jika kita gagal dalam menunjukkan keteladan tersebut, maka mereka akan dengan mudahnya mengatakan 'ah ayah atau bunda aja enggak' atau 'temanku aja enggak bun, ayah dan bunda aja cuma kadang2'. Sesuatu seperti ibadah yang rutin atau kedisplinan berdasarkan aturan2 yang kita buat sendiri.

Kita ingin anak2 kita berperilaku dan memiliki tabiat terbaik tapi kita sendiri tidak mampu mencontohkannya. Kadang kita merasa cukup hanya dengan memberikan tugas mendidik terjadap orang lain seperti guru, sekolah, TPA. Padahal tugas mendidik terbesar adalah di tangan kita para oragng tua yang memiliki tanggungjawab terhadap mereka, yang lebih mengetahui siapa mereka dan lebih mengerti diri mereka.

Tulisan ini menjadi suatu bentuk kritik bagi saya pribadi selaku orang tua agar bisa menjadi lebih baik lagi. Menjadi ayah dan orang tua yang bisa dijadikan contoh dan kebanggaan bagi putra-putri kami. Yang bisa mendidik mereka sehingga mereka siap dalam menjalani kehidupannya sebagai khalifah bumi ini. Amin ya Rabb.

Wassalam.

-Eko June-

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post