Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Obrolan dari seorang teman mengenai kemubaziran dari suatu barang yang kita miliki namun jarang bahkan tidak terpakai untuk waktu yang lama sempat mengusik. Mubazir adalah salah satu sifat tercela dalam agama karena masuk dalam sikap berlebih-lebihan.
Namun demikian cukup ekstrem juga apa yang beliau lakukan. Sampai2 untuk urusan peralatan makan pun mestinya jika hanya mereka saja di rumah dan jarang ada tamu maka cukup sebanyak jumlah anggota keluarga saja. Adanya 3 orang ya cukup 3 sendoknya.
Saya sendiri sebenarnya melihat kemubaziran ini pada begitu berantakannya rumah dengan barang2 yang ada, yang sebagian besar jarang dipakai. Sebut saja oven, bantal dan guling cadangan atau sepeda. Saya sebenarnya penggemar hidup minimalis dan suka dengan desain minimalis terhadap interior maupun desain rumah namun kadang gak kesampaian karena biasanya yang minimalis harganya maksimalis hehe.
Bisa sebulan sekali saya merapikan rumah termasuk mensorting barang2 apa saja yang tidak terpakai lagi, atau jarang terpakai. Tapi jujur memang kadang ada rasa sayang jika dibuang atau diberikan kepada orang lain dengan 2 alasan besar :
1. ada kenangan dalam barang itu
2. pemikiran 'siapa tau nanti dibutuhkan'
Dan jika dua alasan ini selalu ada makan selama itu pula barang2 itu akan tetap ada ditempatnya, entah di gudang, sudut2 ruangan atau diatas lemari.
Saya pernah mendapat ajaran dari seorang teman. Coba kita keluarkan baju2 dari lemari pakaian, sortir dan segera buang yang jarang atau tidak terpakai. Lemari akan segera terlihat kosong. Namun lihat beberapa waktu kemudian, pasti lemari itu akan mulai penuh kembali.
Fenomena ini sering dijadikan bahan motivasi 'barang siapa yang mengikhlaskan apa yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan kembali lebih banyak lagi'. Atau memang sifat kita yang tidak bisa menahan diri untuk memiliki sesuatu, tidak bisa membedakan mana barang yang sekedar berstatus 'ingin' bukan 'butuh'.
Saya pikir cukup bagus juga pemikiran memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain, bahkan semestinya 'memberikan yang kita sukai dari apa yang dimiliki'. Selain menjauhkan diri dari sikap mubazir, juga bisa menyalurkan kepada yang benar2 membutuhkan atau lebih dalam lagi melatih diri kita untuk menghilangkan rasa cinta dunia dan materi dan lebih memfokuskan dan memprioritaskan tujuan kita hidup di dunia ini ... yaitu akhirat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
-Eko June-
085716006676 | YM : eko_june
onthespotcoffee.com | agencireng.com | jilbab-balita.com
twitter / fb : ekojune
anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat
Obrolan dari seorang teman mengenai kemubaziran dari suatu barang yang kita miliki namun jarang bahkan tidak terpakai untuk waktu yang lama sempat mengusik. Mubazir adalah salah satu sifat tercela dalam agama karena masuk dalam sikap berlebih-lebihan.
Namun demikian cukup ekstrem juga apa yang beliau lakukan. Sampai2 untuk urusan peralatan makan pun mestinya jika hanya mereka saja di rumah dan jarang ada tamu maka cukup sebanyak jumlah anggota keluarga saja. Adanya 3 orang ya cukup 3 sendoknya.
Saya sendiri sebenarnya melihat kemubaziran ini pada begitu berantakannya rumah dengan barang2 yang ada, yang sebagian besar jarang dipakai. Sebut saja oven, bantal dan guling cadangan atau sepeda. Saya sebenarnya penggemar hidup minimalis dan suka dengan desain minimalis terhadap interior maupun desain rumah namun kadang gak kesampaian karena biasanya yang minimalis harganya maksimalis hehe.
Bisa sebulan sekali saya merapikan rumah termasuk mensorting barang2 apa saja yang tidak terpakai lagi, atau jarang terpakai. Tapi jujur memang kadang ada rasa sayang jika dibuang atau diberikan kepada orang lain dengan 2 alasan besar :
1. ada kenangan dalam barang itu
2. pemikiran 'siapa tau nanti dibutuhkan'
Dan jika dua alasan ini selalu ada makan selama itu pula barang2 itu akan tetap ada ditempatnya, entah di gudang, sudut2 ruangan atau diatas lemari.
Saya pernah mendapat ajaran dari seorang teman. Coba kita keluarkan baju2 dari lemari pakaian, sortir dan segera buang yang jarang atau tidak terpakai. Lemari akan segera terlihat kosong. Namun lihat beberapa waktu kemudian, pasti lemari itu akan mulai penuh kembali.
Fenomena ini sering dijadikan bahan motivasi 'barang siapa yang mengikhlaskan apa yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan kembali lebih banyak lagi'. Atau memang sifat kita yang tidak bisa menahan diri untuk memiliki sesuatu, tidak bisa membedakan mana barang yang sekedar berstatus 'ingin' bukan 'butuh'.
Saya pikir cukup bagus juga pemikiran memberikan apa yang kita miliki kepada orang lain, bahkan semestinya 'memberikan yang kita sukai dari apa yang dimiliki'. Selain menjauhkan diri dari sikap mubazir, juga bisa menyalurkan kepada yang benar2 membutuhkan atau lebih dalam lagi melatih diri kita untuk menghilangkan rasa cinta dunia dan materi dan lebih memfokuskan dan memprioritaskan tujuan kita hidup di dunia ini ... yaitu akhirat.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
-Eko June-
085716006676 | YM : eko_june
onthespotcoffee.com | agencireng.com | jilbab-balita.com
twitter / fb : ekojune
anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat