Gong 2

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

'Tunggu saja sampai gong mas Eko berbunyi', begitu ujar pak Yusef, salah satu guru saya di TDA saat Milad 2 TDA ketika saya berlari untuk ke depan panggung mendeklarasikan niat wisuda sebagai Full TDA tahun depan. Ia mencengkeram tangan saya dan menghentikan langkah saya.

Alasan beliau adalah jangan jadikan status full TDA sebagai sebuah euforia saja, hanya ingin diakui semata dan alasan2 semu lainnya. Ia ingin saya melakukannya karena panggilan hati.

Gema gong juga berlaku jika kita berstastus amphibi atau selain kerja juga memiliki usaha. Gak perlu diojog-ojog untuk resign, atau diprovokasi untuk segera full TDA, atau terjadi diskriminasi dan peremehan satu status oleh status lainnya. Walau memang jika ada rekan yang memotivasi jika memang arahnya baik ya ndak apa2. Karena kadang kita butuh pendorong selama dorongan itu akan membuat kita maju.

Seperti rekan si bos batik yang bilang 'klo gaji-nya 10 juta sih masih mending, tapi klo hanya 3-5 juta atau bahkan kurang untuk apa masih kerja sementara klo bisnis Insya Allah bisa menghasilkan lebih, karena uang berserakan dimana-mana'. Atau si bos IT yang bilang 'waktu yang kita habiskan di jalan pp kerja sama orang bisa 30% dari kehidupan kita'. Atau si bos kuliner yang bilang 'gak ada itu waktu yang pas, gak ada kata siap'. Edan !. :)

TDA menurut saya pribadi tidak menyuruh membernya untuk resign atau menjadi full TDA tapi untuk :
- memiliki usaha
- melipatgandakan usaha

Mangkanya TDA juga bisa berarti To Do Action untuk yang memulai usaha dan Take Double Action untuk yang sudah memiliki usaha dan ingin mengembangkannya. Mangkanya juga TDA menerima status member yang masih bekerja. Yang diharapkan adalah member berani memulai usaha, bahkan ada program 30 hari harus memiliki usaha, jika tidak berarti salah masuk komunitas :). Semata agar kita terus action dan action karena TDA adalah komunitas yang action oriented.

Lalu selain itu diharapkan member memiliki target untuk selalu melipatgandakan semua faktor dalam usahanya. Entah itu omset, jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan, cabang, jumlah project yang berhasil ditangani, jumlah pelanggan (atau murid jika bimbel) dsb. Ketika semua sudah double bahkan triple atau mungkin lebih maka saatnya untuk memiliih toh akan datang juga. Untuk apa masih bekerja untuk orang lain ketika usaha kita sendiri sudah berkali-lipat hasilnya dan semakin membutuhkan perhatian kita.

Walau demikian memang ada juga pemikiran, justru untuk lekas berhasil melipat-lipatkan hasil itu mestinya terjun full dulu. Ini balik lagi pada kemampuan melihat diri sendiri. Seperti apakah karakteristik kita. Apakah kita menyukai tantangan ? cukup nyaman dengn kondisi sekarang atau memiliki sifat yang lain.

Jadi pelankan suara kita, kurangi bicara. Namun kencangkan action kita, perkuat ikhtiar, jalin silahturahim, pertebal taqwa. Dengarkan sekeliling. Nantikan suatu suara yang jarang sekali terdengar itu, yang hanya sesekali namun jika berbunyi akan mampu menggetarkan jiwa.

Ssssttt, saya mendengarnya ! .... :). Alhamdulillah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

-ekojune.com-
0857-1600-6676 | YM : eko_juna |

onthespotcoffee.com | agencireng.com | jilbab-balita.com

facebook/twitter : ekojune

anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat

1 Comments

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post