Gold for Goat

Dulu, saya pikir emas batangan adalah sesuatu yang 'mengerikan'. Karena hanya orang kaya aja yang bisa memilikinya, seperti waktu kecil dulu sering baca komik Donald Bebek yang punya paman namanya Paman Gober, tokoh kaya tapi pelit dengan gambaran memiliki gudang emas dalam bentuk koin dan batangan. Jadi sebelum ini yang terbayang adalah emas batangan seperti batu bata. Norak ya :). Padahal emas batangan itu adalah kotak kecil sesuai ukurannya, ada 5, 10, 25, 50 atau 100 gram dsb.

Baru-baru ini di TV ada film dokumenter tentang Fort Knox. Itu loh sebuah gedung milik pemerintah US yang merupakan gudang emas batangannya negeri Paman Sam. Sebuah gedung dengan pengamanan super extra ketat banget sekali amat. Semua sistem keamanan tercanggih terinstal disana, dan selain penjagaan secara militer, dekat area situ memang sengaja adalah pangkalan militer US, jadi klo ada apa2 sama Fort Knox, dalam hitungan super cepat segala pasukan dan alat tempur akan datang.

Lucunya, presiden sono pun gak ada yang punya akses khusus untuk masuk kesana. Baru sekali-kalinya dibuka untuk umum, itupun pejabat pemerintah terutama dari kementrian keuangan. Semua proses dari mulai pembangunan awal hingga rekruitmen karyawan sangat ketat dan bersifat sangat rahasia. Maklum, seluruh cadangan emas negara itu ada disana semua, katanya.

Maaf jika kesannya mungkin membanggakan gedung emas itu, tapi hanya ingin berdiskusi betapa sejak lama negara lain begitu menghargai benda yang namanya emas. Bahkan dulu kabarnya pembuatan uang kertas negara harus setara dengan nilai emas yang dimiliki. Semakin kesini karena pengaruh ekonomi kapitalis maka pembuatan dan penyebaran uang kertas tidak lagi dipengaruhi seberapa banyak emas yang dimiliki sehingga nilainya menjadi tidak jelas.

Gold for Goat.

Sejak lama saya mendengar bagi para pelaku 'bisnis emas' entah itu penjual, investor, trainer dsb seringkali menginformasikan bahwa nilai emas tidak terpengaruh inflasi karena nilai harga kambing jaman dulu jika dihargai dengan emas akan sama nilainya dengan kondisi terkini.

Ternyata itu dari sebuah hadis Nabi yang singkat cerita meminta tolong seorang sahabat untuk membelikannya seekor kambing dengan memberikan satu keping dinar. Dan dari cerita itulah berkembang istilah bahwa nilai kambing sejak dulu kala sampai hari ini, jika dinilai menggunakan emas adalah sama. Ooooh, norak lagi ya hahaha *tepok jidat. Tapi memang benar bahwa nilai dinar jaman itu pada saat ini adalah kurang lebih Rp. 1,8 - 2 juta, ya kurang lebih juga sama dengan harga rata2 seekor kambing waktu Qurban kemarin.

Pantesan dari jaman dulu orang tua kita dalam memilih investasi hanya ada dua. Lakinya beli tanah, perempuannya beli emas :). Karena hanya tanah dan emas yang dijamin rata2 harganya akan terus naik, dalam hitungan kurun waktu tertentu. Jadi kedua investasi itu jika diturunkan pada anak atau cucunya maka nilainya sudah akan jauh berbeda besarnya.

Terlepas dari kontroversi tentang emas dan investasinya, maka jika kita memang memperlakukan dengan baik dan benar, maksudnya bukan dengan tujuan investasi semata apalagi pertaruhan melainkan lindung nilai atau sebagai dana cadangan dalam tempo tidak lama atau tetap ingat akan zakat yang harus dikeluarkan, tidak serakah dan tidak menempatkannya dalam hati melainkan genggaman semata maka menghargainya jelas adalah hal yang penting agar ekonomi rakyat dan negara kuat.

Tentu saja setiap orang memiliki hak untuk memilih jenis investasi atau bidang bisnisnya, entah itu emas, saham, property dsb, tidak ada yang salah. Karena pastinya investasi apapun yang dipilih tujuannya untuk mendukung bisnis yang dijalani karena inilah yang Insya Allah mampu memberikan manfaat lebih banyak kepada orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan. Yang paling penting mulai bisnisnya dan pikirkan investasinya.

*eng ing eng ..... :)

Wassalam.

@ekojune
member TDA 002-00007






Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post