Analogi Toko Online dan Blog

toko online


Seringkali pakdhe suka bingung mendeskripsikan istilah-istilah terkait bisnis online yang ada kepada orang lain yang awam. Berangkat dari kesulitan2 itu maka iseng bikin analogi untuk diri sendiri agar mempermudah pemahaman. 


Seperti untuk membangun toko online atau webstore bagi pemula, maka analogi-nya pakdhe arahkan seperti membangun toko offline. Karena kebetulan pernah punya toko baju dan kini warung.


Mohon maaf sekali jika tulisan ini begitu bernuansa 'basic', anggap aja tulisan orang iseng atau intermezo hehe. Dalam membuat toko online atau webstore maka ada beberapa komponen :


1. Domain


Penjelasan yang paling sederhana untuk hal ini adalah 'address' alias alamat. Klo dianalogikan ke toko offline, itu seperti alamat toko. Di kota apa, komplek atau mall apa, jalan apa hingga ke blok dan nomer rumah atau rukonya. Alamat ini jelas penting sebagai petunjuk dan branding pemilik toko. 

Dan alamat ini sudah pasti unik. Gak akan ada yang sama. Jika suatu domain yang kita inginkan sudah ada pemiliknya, maka akan muncul notif 'unavailable' atau tidak dapat digunakan. Dan kita harus mencari nama domain lain.

Biaya membeli domain ini ada di kisaran 15 ribu hingga 250 ribu per tahun, tergantung extension apa yang kita inginkan, mulai .xyz hingga .com atau .net.

2. Hosting

jasa sewa hosting dan domain


Setelah memiliki alamat yang sudah dibeli (alamat koq dibeli hehe) maka kita perlu 'tempat penyimpanan' atau server untuk menampung aktivitas toko onlime kita. Mau seberapa besar kapasitas (mega atau giga) yang dibutuhkan. Jika toko online kita berisi banyak foto apalagi video, tentu butuh storage lebih besar. Atau jika ternyata laris dan banyak yang akses, maka butuh hosting yang besar agar masih bisa menampung alias gak down.

Analogi yang saya dapat seperti tanah dimana kita akan membangun pondasi untuk toko offline. Atau jika sudah berbentuk bangunan, mau sebesar dan seluas apa ?. Berapa banyak kamar dan ruangan yang kita butuhkan. Berapa banyak dan besar perabotan yang dimiliki. Tentu semakin banyak dan besar maka butuh tanah atau bangunan yang lebih luas agar bisa menampung itu semua.

Menyewa hosting ini bisa bulanan atau tahunan. Dan biaya menyewa 'tanah' dari provider hosting ini sebesar kisaran 20 ribu per bulan hingga 400 ribu per tahun. 

Untuk jasa sewa hosting ini pakdhe pakai hoster.co.id karena harganya yang terjangkau, aman dan yang paling penting pelayanan customer service (CS) nya bagus. Selalui siap membantu jika ada masalah atau sesuatu yang pakdhe gak ngerti.

3. Web


Domain udah, hosting udah, tinggal membangun web-nya. Untuk desain apakah mau bikin sendiri ala blog atau dibikinkan oleh web developer ?. Klo seperti toko offline mau didesain sendiri baik eksterior maupun interior atau pake jasa arsitek atau perancang interior ?. 

Klo pake jasa pastinya ada harga yang mesti dibayar. Harganya dari mulai 500 rubu hingga belum terdefinisikan maksimalnya, hehe karena pakdhe pernah dengar ada yang sampai 100 juta bahkan lebih untuk web korporat.

Dan tentu saja bagi yang tukang bikin web, sama halnya dengan seorang arsitek, membutuhkan data dan informasi yang lengkap dan detil dari kita seperti konsep dari toko online atau webstore yang kita bangun, desain templatenya akan mau jadi seperti apa baik warna, susunan, aplikasi yang diinginkan dsb. Pakdhe pernah loh dimarahi karena mau pesen toko online tapi gak jelas maunya gimana. Ini konsumen malah diomelin hahaha, untung temen.

4. SEO



Jika semua sudah disiapkan dan dibangun maka katanya kita juga butuh SEO yaitu Search Engine Optimization. Adalah bagaimana memposisikan toko online kita di urutan pertama atau halaman pertama sebuah search engine seperti Google. 

Karena posisi inilah potensi terbesar pengunjung melihat domain toko online kita. Inilah salah satu proses promosi atau pemasaran yang juga penting bagi suatu usaha. Biayanya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan atau seringkali sudah termasuk fasilitas jika kita mengambil paket jasa pembuatan web.

Untuk hal ini ada yang bilang penting ada yang bilang tidak. Namun pakdhe menganalogikannya seperti mendapatkan lokasi strategis bagi toko offline. Tentu kita ingin ada di lokasi paling depan atau posisi hook atau dengan trafik pengunjung yang ramai atau captive marketnya sudah jelas dsb.

SEO ini membutuhkan kata kunci atau keyword yang sesuai atau relate dengan toko online kita. Atau terkait dengan produk dan jasa yang kita miliki dan tawarkan.

5. Maintenance


Setelah semua berjalan maka biasanya akan ada urusan perawatan agar senantiasa up to date atau terjaga kebutuhan pelanggan dalam mengunjungi web kita. Untuk web seperti mengupload foto-foto baru, menu atau perubahan-perubahan yang diperlukan untuk mempercantik tampilan. Sedangkan untuk SEO yaitu lebih meningkatkan posisi atau mempertahankan posisi yang sudah ada.

Klo analogi di toko offline ada proses perawatan, membersihkan kotoran, merapikan barang dsb. Jika toko offline kita ada di mall atau pusat perbelanjaan akan ada service charge baik ketika kita menyewa maupun membeli kios tersebut.

Nah, urusan maintenance ini apakah kita akan melakukannya sendiri atau menggunakan jasa profesional (cleaning service contohnya jika di kantor). Jika kita tidak ingin repot, lebih baik serahkan pada ahlinya saja. Jika kita menggunakan jasa profesional untuk melakukannya maka akan ada biayanya yang sayangnya saya belum punya referensi besarannya, ada yang bisa bantu sharing ? :).

Mengenai biaya-biaya yang timbul ketika kita ingin memiliki toko online akan mirip jika kita membangun toko offline. Seringkali dikatakan membangun toko online akan lebih murah, namun sebenarnya biaya-biaya tersebut akan beralih atau berubah ke hal-hal lain seperti advertising, maintenance, foto professional, staf online, konsultan social media, copywriting, SEO dsb.

Baca juga 5 Sumber Penghasilan Dari Instagram

Demikianlah analogi-analogi yang pakdhe gunakan untuk kepentingan diri sendiri yang masih merasa awam. Agar lebih menyederhanakan dan mempermudah dalam memahami berbagai terminologi dalam dunia IT terkhusus dalam membangun toko online atau webstore.

Silahkan jika ada para pakar IT atau web developer yang ingin menambahkan dan memperbaiki analogi tersebut. Namanya juga newbi hehe.

Salam,

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post