Assalamua'alaikum wr. wb.
Membahas tentang trend menurut saya cukup menarik karena hal ini juga berkaitan dengan stok yang harus kita sediakan di toko, siklusnya, displaynya, demi memenuhi kebutuhan konsumen. Rekan saya yang berjualan sepatu di tanah abang, Pak Endro, sharing tentang betapa sulitnya memenuhi semua keinginan konsumen untuk produk sepatu yan dijualnya, yang ber-beda2 bahkan beberapa sampai bilang bahwa produknya ketinggalan jaman.
Saya juga sudah cerita mengenai produk yang di pusat grosir Jakarta sebenarnya sudah tidak tren tapi di toko malah masih banyak yang nyari.
Jadi saya menyimpulan masalah trend ini gak bisa digeneralisir, pukul rata. Maksudnya tren di Jakarta belum tentu tren di Medan. Bahkan ada yang bilang klo urusan trend yang paling update tuh di Manado, terutama produk fashion termasuk sepatu, tas dll. Katanya orang disana gak bisa dalam sebulan gak belanja baju baru karena selalu mengikuti trend. Mohon maaf jika saya kurang tahu ke-valid-an informasi ini. :)
Bahkan juga belum tentu yang trend-nya sudah lewat di Jakarta ternyata di Bekasi demand tren itu masih tinggi, padahal Jakarta-Bekasi jaraknya cuma kurang lebih 30 kilo loh, malah di peta dempet :).
Seorang store manager sebuah perusahaan retail yang memiliki 32 gerai menyatakan bahwa dalam menentukan trend biasanya acuannya ada pada :
1. Sinetron
Ya, seburuk apapun dampak sinetron (materialisme) bagi sebagian orang, namun baju, sepatu, tas, anting, kalung, aksesoris, make-up, warna yang digunakan artis dalam sinetron seringkali jadi acuan bagi suatu trend. Atau lebih luasnya pengaruh TV terhadap trend. Baju Ratu, baju Agnes, kalung inisial nama, celana jeans Ungu, rok Intan, jilbab Evi Tamala, koko UJ hanya beberapa produk yang umum (bukan produksi sang artis) tapi di-asosiasikan ke nama artis, judul sinteron dll.
2. Pasar tradisional atau kaki lima
Katanya biasanya adaptasi dari sinetron yang paling cepat tanggap itu malah pedagang tradisional dan kaki lima. Aneh memang tapi mereka cenderung bisa lebih cepat memunculkan produk (biasanya baju) yang terbukti akan jadi trend. Terutama jika ada baju dewasa yang jadi trend maka akan muncul dengan cepat baju untuk anak2-nya, yang akhirnya laris manis juga.
3. Majalah, TV Mode
Sudah pasti dari sini juga muncul trend baru, biasanya sih mengadaptasi dari trend luar negeri. Contoh : seperti bahwa tahun ini warna yang cenderung menjadi trend adalah warna2 kalem, baju muslimah-nya yang model victorian dll.
Yang paling mudah dilakukan adalah dengan hunting ke pusat grosir karena sekalian kulakan. Jika kita melihat banyak toko yang menjual produk yang modelnya sejenis, hampir bisa dipastikan itu yang jadi trend. Kasus koko UJ bisa sebagai contoh, walau bukan resmi keluaran Itang Yunaz tapi model yang sama bermunculan banyak sekali waktu itu.
Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan. Thanks.
Wassalam.
-Eko June-
Membahas tentang trend menurut saya cukup menarik karena hal ini juga berkaitan dengan stok yang harus kita sediakan di toko, siklusnya, displaynya, demi memenuhi kebutuhan konsumen. Rekan saya yang berjualan sepatu di tanah abang, Pak Endro, sharing tentang betapa sulitnya memenuhi semua keinginan konsumen untuk produk sepatu yan dijualnya, yang ber-beda2 bahkan beberapa sampai bilang bahwa produknya ketinggalan jaman.
Saya juga sudah cerita mengenai produk yang di pusat grosir Jakarta sebenarnya sudah tidak tren tapi di toko malah masih banyak yang nyari.
Jadi saya menyimpulan masalah trend ini gak bisa digeneralisir, pukul rata. Maksudnya tren di Jakarta belum tentu tren di Medan. Bahkan ada yang bilang klo urusan trend yang paling update tuh di Manado, terutama produk fashion termasuk sepatu, tas dll. Katanya orang disana gak bisa dalam sebulan gak belanja baju baru karena selalu mengikuti trend. Mohon maaf jika saya kurang tahu ke-valid-an informasi ini. :)
Bahkan juga belum tentu yang trend-nya sudah lewat di Jakarta ternyata di Bekasi demand tren itu masih tinggi, padahal Jakarta-Bekasi jaraknya cuma kurang lebih 30 kilo loh, malah di peta dempet :).
Seorang store manager sebuah perusahaan retail yang memiliki 32 gerai menyatakan bahwa dalam menentukan trend biasanya acuannya ada pada :
1. Sinetron
Ya, seburuk apapun dampak sinetron (materialisme) bagi sebagian orang, namun baju, sepatu, tas, anting, kalung, aksesoris, make-up, warna yang digunakan artis dalam sinetron seringkali jadi acuan bagi suatu trend. Atau lebih luasnya pengaruh TV terhadap trend. Baju Ratu, baju Agnes, kalung inisial nama, celana jeans Ungu, rok Intan, jilbab Evi Tamala, koko UJ hanya beberapa produk yang umum (bukan produksi sang artis) tapi di-asosiasikan ke nama artis, judul sinteron dll.
2. Pasar tradisional atau kaki lima
Katanya biasanya adaptasi dari sinetron yang paling cepat tanggap itu malah pedagang tradisional dan kaki lima. Aneh memang tapi mereka cenderung bisa lebih cepat memunculkan produk (biasanya baju) yang terbukti akan jadi trend. Terutama jika ada baju dewasa yang jadi trend maka akan muncul dengan cepat baju untuk anak2-nya, yang akhirnya laris manis juga.
3. Majalah, TV Mode
Sudah pasti dari sini juga muncul trend baru, biasanya sih mengadaptasi dari trend luar negeri. Contoh : seperti bahwa tahun ini warna yang cenderung menjadi trend adalah warna2 kalem, baju muslimah-nya yang model victorian dll.
Yang paling mudah dilakukan adalah dengan hunting ke pusat grosir karena sekalian kulakan. Jika kita melihat banyak toko yang menjual produk yang modelnya sejenis, hampir bisa dipastikan itu yang jadi trend. Kasus koko UJ bisa sebagai contoh, walau bukan resmi keluaran Itang Yunaz tapi model yang sama bermunculan banyak sekali waktu itu.
Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan. Thanks.
Wassalam.
-Eko June-